Sunday, May 31, 2020

#31 : Epilog Bagian Kedua

Halo semua ! Hari terakhir dalam program #31HariMenulis. Senang rasanya bisa mengikuti program ini secara penuh dan tidak bolong. Meskipun ada capaian-capaian pribadi yang tidak mulus, misalnya penjadwalan pengiriman tulisan sebelumnya direncanakan selalu jam 19.00, namun  ada beberapa saat lebih dari jadwal karena ada kesibukan tertentu (seperti contoh hari ini). Aku selalu menyetel alarm jam 19.00 sebagai pengingat untuk mengirim tulisan.

Capaian lain adalah kepercayaan diri. Ternyata aku tidak cukup pede untuk membagikan tulisanku kepada orang lain. Padahal tinggal nge-tag­ akun @31HariMenulis di twitter saja dan orang ada kemungkinan untuk membacanya. Namun jujur aku malu untuk melakukannya karena bila membandingkan tulisanku dengan orang lain.. aduh.. jauh sekali.. meskipun target pembaca bisa berbeda seperti yang telah kusampaikan pada epilog pertama kemarin, namun tetap saja kurang percaya diri.

Pada hari terakhir program ini, aku melakukan kontemplasi dan evaluasi singkat mengenai dongeng yang kubuat. Ternyata menulis cerita bersambung ini ada tantangan tersendiri, bagaikan menulis skrip sinetron stripping. Pertama adalah bagaimana membuat cerita ini pas dalam waktu yang ditentukan. Pas dalam artian dalam satu bulan cerita sudah selesai, tidak terlalu pendek atau malah tidak selesai.

Tantangan kedua juga mengenai konsistensi cerita. Karena sistemnya bersambung, jadi cukup sulit karena bila lupa jalan cerita sebelumnya harus mencari lagi di episode-episode sebelumnya. Ataupun hal yang dianggap sepele, misalnya penyebutan wanita atau perempuan. Terkadang masih belum ada konsisntensi. Ketiga, mood untuk menulis masih naik turun. Terkadang tulisan dan cerita awal bagus, namun lama-lama menurun, lalu naik lagi begitu seterusnya. Akupun menyadarinya. Terkadang terlalu banyak kalimat langsung yang tidak perlu, atau deskripsi yang ngalor ngidul. Aku juga menyadari terlalu banyak kata ‘kaget’, ‘terkejut’, ‘heran’’. Sungguhlah diksiku masih jauh dari kata bagus.

Lewat epilog ini aku sangat salut untuk orang-orang, terutama dalam hal ini penulis skenario sinetron stripping, dalam melakukan pekerjaannya. Sungguh tidak mudah, untuk level blog saja sulit, bagaimana level tanyangan nasional, kan ?

Pada saat menulis dongeng pun, ada yang sengaja aku lakukan dan mungkin terkesan aneh. Aku menulis pengulangan untuk setiap episode, mulai dari #2 sampai #28. Setiap hari bertambah disesuaikan dengan cerita sebelumnya. Bahkan sebagian besar tulisan bisa berupa ringkasan dari cerita sebelumnya. Alasanku melakukan itu adalah karena aku menyadari konsep cerita bersambung ini akan merepotkan bagi pembaca sebab mereka harus membaca dari awal untuk memahami jalan cerita seutuhnya, sehingga dengan penulisan rangkuman, pembaca bisa menikmati di episode berapa pun tanpa perlu mengulang dari awal. Bila ada bagian yang ingin dibaca lebih detail tinggal klik tautan.

            Demikianlah prolog kedua ini. Terima kasih untuk program #31HariMenulis, yang telah membaca dan yang sudah berkomentar. Aku sangat senang dan mengapresiasinya. Setelah mengikuti program ini, aku jadi bersemangat kembali untuk menulis setelah sebelumnya kehilangan motivasi.

            Sampai jumpa pada tulisan-tulisan berikutnya !


2 comments:

  1. Congratulation, you did it.
    Will waiting for your next story.

    ReplyDelete

Pilihan untuk Menjadi Ibu yang Bekerja

Menjadi ibu itu capek ! Serius, melelahkan. Sebagai seorang ibu, mau bekerja atau full time di rumah, tetap saja melelahkan. Beberapa waktu...