Monday, May 4, 2020

#4 : Kebohongan Kelana


Hai, bertemu lagi ! Langsung saja kita teruskan ceritanya. Sebelum itu, bila ingin membaca prolog, mengenai latar belakang penulisan #31HariMenulis, bisa klik ini. Kemudian seperti biasa, aku akan menceritakan ulang kisah kemarin.
Judul utama dongeng ini adalah “Petualangan Kelana”, menceritakan kisah penyelamatan seorang Putri kerajaan oleh Kstaria. Pada #2 dikisahkan mengenai seorang prajurit yang bernama Kelana. Ia melihat ada seorang asing yang berusaha masuk ke dalam kamar Putri Mahesa, putri Sang Raja. Pada  #3 diketahui bahwa orang asing itu adalah Rafas, yang ada pembunuh, pencuri, dan perampok yang meresahkan warga. Atas kehebatan Kelana mencegah Rafas melukai Putri Mahesa, ia akan diangkat menjadi seorang Ksatria.
***

Begitulah awal mula perjalanan Kelana menjadi seorang Ksatria dan besok pagi adalah hari pelantikan para Ksatria baru, di mana Kelana menjadi satu diantaranya. Ia memasuki kamar barunya yang megah. Ia melihat dirinya di depan cermin. Pakaian yang ia gunakan sudah bukan seragam lusuh lagi, melainkan dihiasi jubah dan beberapa lencana tersemat di bajunya. Ia sangat bangga dengan dirinya menggunakan baju kebesaran itu. Jubah dan lencananya sangat pas pada tubuhnya yang gagah dan perkasa. Tidak lama, pintu kamarnya diketuk dan ternyata suara itu berasal dari Putri Mahesa.
“Aku belum sempat mengucapkan terima kasih, emm.. siapa namamu ?” katanya, “kau sudah menyelamatkanku, tapi aku belum berkenalan secara langsung..”
“Nama saya Kelana, Tuan Putri. Tidak apa-apa. Sudah sering saya katakan bahwa inilah tugas saya” jawab Kelana.
“Kelana… nama yang indah..,” pipi Putri Mahesa merona, “aku Mahesa. Bila tidak ada dirimu, Kelana, entah apa yang terjadi padaku,” Putri Mahesa tersipu. “besok adalah hari pengangkatan jabatanmu. Perlukah kami memanggil keluargamu ?” lanjutnya, “aku ingin bertemu dengan mereka. Mereka pasti orang yang hebat sehingga bisa memiliki anak sepertimu.”
Kelana cukup terkejut dengan tawaran Putri Mahesa. Tiba-tiba ia teringat akan ibu dan adiknya yang sudah lama tidak berkabar dengannya. Terjadi dilema dalam hati Kelana, apakah ia akan mengundang keluarganya datang ke istana ? bila hal itu dilakukan, tentu kerajaan, terlebih Putri Mahesa, akan kehilangan simpati pada dirinya. Adalah hal yang memalukan bila seorang Ksatria bukanlah dari kalangan bangsawan, melainkan dari keluarga orang miskin. Kelana merasa harga dirinya akan jatuh ketika orang-orang mengetahui asal usulnya.
“Aku tidak memiliki keluarga, Putri. Ayahku dahulu adalah seorang panglima dari negeri seberang, ibuku sudah lama meninggal karena melahirkanku. Tidak lama, ayahku gugur di medan perang sehingga aku berkelana dan hanya tinggal seorang diri di sini,” jawab Kelana.
“Ah, maafkan aku.. aku tidak bermaksud …” ucap Putri Mahesa sambil menunduk.
“Tidak apa-apa, Putri,” jawab Kelana.
“Aku juga mengerti rasanya kehilangan. Ibuku menghilang begitu saja. Meninggalkanku dan ayahku berdua di sini..”

No comments:

Post a Comment

Pilihan untuk Menjadi Ibu yang Bekerja

Menjadi ibu itu capek ! Serius, melelahkan. Sebagai seorang ibu, mau bekerja atau full time di rumah, tetap saja melelahkan. Beberapa waktu...