Hai, bertemu lagi ! Langsung
saja kita teruskan ceritanya. Sebelum itu, bila ingin membaca prolog, mengenai latar belakang penulisan #31HariMenulis, bisa klik
ini. Kemudian seperti biasa, aku akan menceritakan ulang kisah kemarin.
Judul utama dongeng ini
adalah “Petualangan Kelana”, menceritakan kisah penyelamatan seorang Putri
kerajaan oleh Kstaria. Pada #2 dikisahkan mengenai seorang prajurit yang
bernama Kelana. Ia melihat ada seorang asing yang berusaha masuk ke dalam kamar
Putri Mahesa, putri Sang Raja. Pada #3 diketahui bahwa orang asing itu adalah Rafas, yang ada pembunuh, pencuri, dan perampok
yang meresahkan warga. Atas kehebatan Kelana mencegah Rafas melukai Putri
Mahesa, ia akan diangkat menjadi seorang Ksatria.
***
Begitulah awal mula
perjalanan Kelana menjadi seorang Ksatria dan besok pagi adalah hari pelantikan
para Ksatria baru, di mana Kelana menjadi satu diantaranya. Ia memasuki kamar
barunya yang megah. Ia melihat dirinya di depan cermin. Pakaian yang ia gunakan
sudah bukan seragam lusuh lagi, melainkan dihiasi jubah dan beberapa lencana
tersemat di bajunya. Ia sangat bangga dengan dirinya menggunakan baju kebesaran
itu. Jubah dan lencananya sangat pas pada tubuhnya yang gagah dan perkasa.
Tidak lama, pintu kamarnya diketuk dan ternyata suara itu berasal dari Putri
Mahesa.
“Aku belum sempat mengucapkan terima
kasih, emm.. siapa namamu ?” katanya, “kau sudah menyelamatkanku, tapi aku
belum berkenalan secara langsung..”
“Nama saya Kelana, Tuan Putri. Tidak
apa-apa. Sudah sering saya katakan bahwa inilah tugas saya” jawab Kelana.
“Kelana… nama yang indah..,” pipi Putri
Mahesa merona, “aku Mahesa. Bila tidak ada dirimu, Kelana, entah apa yang
terjadi padaku,” Putri Mahesa tersipu. “besok adalah hari pengangkatan
jabatanmu. Perlukah kami memanggil keluargamu ?” lanjutnya, “aku ingin bertemu
dengan mereka. Mereka pasti orang yang hebat sehingga bisa memiliki anak
sepertimu.”
Kelana cukup terkejut
dengan tawaran Putri Mahesa. Tiba-tiba ia teringat akan ibu dan adiknya yang
sudah lama tidak berkabar dengannya. Terjadi dilema dalam hati Kelana, apakah
ia akan mengundang keluarganya datang ke istana ? bila hal itu dilakukan, tentu
kerajaan, terlebih Putri Mahesa, akan kehilangan simpati pada dirinya. Adalah
hal yang memalukan bila seorang Ksatria bukanlah dari kalangan bangsawan,
melainkan dari keluarga orang miskin. Kelana merasa harga dirinya akan jatuh
ketika orang-orang mengetahui asal usulnya.
“Aku tidak memiliki keluarga, Putri.
Ayahku dahulu adalah seorang panglima dari negeri seberang, ibuku sudah lama
meninggal karena melahirkanku. Tidak lama, ayahku gugur di medan perang
sehingga aku berkelana dan hanya tinggal seorang diri di sini,” jawab Kelana.
“Ah, maafkan aku.. aku tidak bermaksud
…” ucap Putri Mahesa sambil menunduk.
“Tidak apa-apa, Putri,” jawab Kelana.
“Aku juga mengerti rasanya kehilangan.
Ibuku menghilang begitu saja. Meninggalkanku dan ayahku berdua di sini..”
No comments:
Post a Comment