Tuesday, May 19, 2020

#19 : Siapakah Pencuri Itu ?

Hai ! Pada saat ini hujan turun dengan cukup deras di tempatku, sepertinya membuat segelas coklat hangat sangat menyenangkan. Yuk, pembaca juga menyiapkan minuman hangat untuk membaca dongeng ini. Hahaha..

Dongeng ini berjudul “Petualangan Kelana”, bercerita mengenai seorang prajurit bernama Kelana (#2) yang berhasil menggagalkan rencana Rafas, penyihir jahat, untuk melukai Putri Mahesa, putri Sang Raja (#3). Karenanya, Kelana hendak diangkat menjadi seorang Ksatria Kerajaan.

            Ketika Putri Mahesa menanyakan keluarga Kelana, Kelana berbohong mengenai keadaan keluarganya (#4) dan Putri Mahesa menceritakan kisah mengenai hilangnya Sang Ibu lima tahun yang lalu (#5).      

Saat hari pelantikan tiba, Kelana mengusir adiknya yang datang ke kerajaan (#6) dan secara tiba-tiba, Rafas muncul dan menyihir Putri Mahesa hingga tak sadarkan diri. Ia pun mengaku bahwa ialah yang membunuh Sang Permaisuri, ibu Putri Mahesa (#7). Ketika kerajaan Andala diselimuti kegelapan karena sihir jahatnya, Permaisuri menemuinya dan merebut tongkat Rafas. Namun naas, ia terjatuh dari tebing (#8). Pada saat itu pula, Rafas mengatakan Putri Mahesa bisa kembali sadar dengan syarat kerajaan Andala diserahkan kepadanya.

Atas kejadian ini, para penasihat dan Ksatria istana mengadakan pertemuan dan didapatkan hasil mereka akan berpencar untuk mencari teratai emas yang konon bisa untuk mengalahkan sihir jahat (#9). Kelana pun memulai perjalanannya ke arah tenggara (#10).

Ketika berada di tengah hutan, Kelana menyelamatkan seekor kelinci milik seorang wanita tua. Sebagai balas jasa, ia memberitahukan cara untuk mendapatkan teratai emas dengan menunjukkan lembah terdalam hutan. Sesampainya di sana, Kelana melihat cermin dan tersedot masuk ke dalamnya (#11).

Kelana mengalami perjalanan sihir hingga sampai ke sebuah tempat yang asing baginya, di mana tempat itu terdapat tantangan untuk diselesaikan demi mendapatkan teratai emas. Tantangan pertamanya adalah mengalahkan raksasa (#12). Pada perjalanannya tersebut, Horsi, kuda kesayangannya, berubah dari kuda menjadi seekor tikus.

Pada #13 Kelana masih mencari cara untuk bisa mengalahkan raksasa dan #14 menceritakan kesuksesan Kelana dalam menghadapi ujian pertamanya itu dengan menggnakan taktik yang cerdik. Setelah mengalahkan raksasa, Kelana kembali mengalami perjalanan ruang dan waktu.

Kelana sampai pada sebuah keramaian pasar untuk ujiannya yang kedua. Kali ini ia diminta untuk menemukan barang yang paling berharga di sana (#15). Kelana masih belum menemukannya, sesekali ia melihat uang yang ada di dompetnya manakala ada keajaiban yang menggandakan uang tersebut. Lama ia mencari, namun belum juga ketemu. Lalu tiba-tiba, teman seperjalanannya, Horsi, mulai menunjukkan tanda-tanda tidak sadarkan diri (#16).

Setelah Horsi melewati masa kritisnya, Kelana menemukan barang yang paling berharga (#17) dan ia melewati perjalanan lagi untuk menghadapi ujian yang ketiga.

Di sini ia mendarat pada sebuah pemukiman padat dan bertemu dengan seorang pencuri secara tidak disengaja. Bila berhasil melewati ujian yang terakhir ini, Kelana akan mendapatkan teratai emas (#18).

***

 

Ia menggunakan jubah panjang berwana coklat yang menutupi seluruh tubuhnya. Ia menggunakan tudung kepala dan masker untuk menutupi wajah serta kepalanya. Ia tidak menengok sedikitpun ketika menabrak Kelana. Dari belakang Kelana mendengar seseorang berteriak,

“hei dasar pencuri ! kembalikan sayuran milik kami !” suara itu berasal dari seorang perempuan separuh baya. Tubuhnya besar gemuk dengan celemek yang menutupi dada dan kakinya. Di tangannya terdapat sapu, seperti ia siap memukul sang pencuri itu dengan sapu miliknya. Perempuan itu berlari untuk mengejarnya.

“Anak muda. Mengapa kau diam saja ? bantu aku menangkap pencuri itu ! berani-beraninya ia mengambil makanan kami !” ucapnya lagi. Kelana yang masih tampak heran ikut membantu mengejar pencuri makanan. Pencuri itu sungguh lihai. Ia mampu mencari celah untuk menghindar. Ia dapat masuk sampaike gang terkecil sekalipun. Ia dapat memanjat dinding dan melompat dari atap ke atap. Perempuan yang mengejarnya itupun menyerah dan kembali ke rumahnya.

Lain halnya dengan Kelana. Ia sudah berlatih bertahun-tahun di istana dan ia masih penasaran dengan pencuri lihai itu. Kelana masih berusaha untuk menangkapnya. Ketika itu ia menemui jalan buntu, namun dari ujung matanya ia melihat pencuri itu bersembunyi di balik dinding rumah. Kelana mengejarnya dan pencuri itu kabur. Mereka berlari di sepanjang pemukiman kumuh itu. Kelana merasa gembira dengan pengejarannya karena ia bisa bermain dengan pencuri itu. Bagi Kelana, hal seperti ini adalah permainan yang menyenangkan. Ia teringat saat kecil, ia dan adiknya sering bermain kejar-kejaran seperti ini. Mereka berlari di dalam dan sekitar rumah, sebelum ibu memanggil mereka untuk mandi dan makan, atau memarahi ketika mereka memecahkan piring dan gelas sembari berlari.

Pengejaran itu akhirnya terhenti ketika Kelana melihat pencuri itu masuk ke dalam sebuah rumah lewat pintu belakang. Kelana mengikuti nya dan sampai masuk ke dalam rumah itu. Ia mengendap-endap supaya tidak ketahuan. Rumah itu tampak sangat sederhana. Dari jauh dilihatnya pencuri itu membuka jubah warna coklatnya. Sungguh terkejutlah ia karena sosok itu adalah orang yang pernah ia usir sebelumnya, orang yang tidak ia akui sebelumnya; yaitu adik kandungnya yang bernama Maharani.

“Aku pulang, bu. Lihatlah aku membawa seikat sayur untuk kita makan,” katanya perlahan sambil mengaitkan jubah itu di gantungan.

Kelana berusaha untuk menahan nafasnya dan terus mengamati dari balik dinding. Jantungnya berdegup dengan kencang, ia merasa ada ibunya juga di situ.

“Apakah kau mencuri lagi  ?” suara itu sungguh amat dikenal di telinga Kelana. Suara lembut yang sangat meneduhkan, suara ibunya.

 


No comments:

Post a Comment

Pilihan untuk Menjadi Ibu yang Bekerja

Menjadi ibu itu capek ! Serius, melelahkan. Sebagai seorang ibu, mau bekerja atau full time di rumah, tetap saja melelahkan. Beberapa waktu...