Sunday, May 31, 2020

#31 : Epilog Bagian Kedua

Halo semua ! Hari terakhir dalam program #31HariMenulis. Senang rasanya bisa mengikuti program ini secara penuh dan tidak bolong. Meskipun ada capaian-capaian pribadi yang tidak mulus, misalnya penjadwalan pengiriman tulisan sebelumnya direncanakan selalu jam 19.00, namun  ada beberapa saat lebih dari jadwal karena ada kesibukan tertentu (seperti contoh hari ini). Aku selalu menyetel alarm jam 19.00 sebagai pengingat untuk mengirim tulisan.

Capaian lain adalah kepercayaan diri. Ternyata aku tidak cukup pede untuk membagikan tulisanku kepada orang lain. Padahal tinggal nge-tag­ akun @31HariMenulis di twitter saja dan orang ada kemungkinan untuk membacanya. Namun jujur aku malu untuk melakukannya karena bila membandingkan tulisanku dengan orang lain.. aduh.. jauh sekali.. meskipun target pembaca bisa berbeda seperti yang telah kusampaikan pada epilog pertama kemarin, namun tetap saja kurang percaya diri.

Pada hari terakhir program ini, aku melakukan kontemplasi dan evaluasi singkat mengenai dongeng yang kubuat. Ternyata menulis cerita bersambung ini ada tantangan tersendiri, bagaikan menulis skrip sinetron stripping. Pertama adalah bagaimana membuat cerita ini pas dalam waktu yang ditentukan. Pas dalam artian dalam satu bulan cerita sudah selesai, tidak terlalu pendek atau malah tidak selesai.

Tantangan kedua juga mengenai konsistensi cerita. Karena sistemnya bersambung, jadi cukup sulit karena bila lupa jalan cerita sebelumnya harus mencari lagi di episode-episode sebelumnya. Ataupun hal yang dianggap sepele, misalnya penyebutan wanita atau perempuan. Terkadang masih belum ada konsisntensi. Ketiga, mood untuk menulis masih naik turun. Terkadang tulisan dan cerita awal bagus, namun lama-lama menurun, lalu naik lagi begitu seterusnya. Akupun menyadarinya. Terkadang terlalu banyak kalimat langsung yang tidak perlu, atau deskripsi yang ngalor ngidul. Aku juga menyadari terlalu banyak kata ‘kaget’, ‘terkejut’, ‘heran’’. Sungguhlah diksiku masih jauh dari kata bagus.

Lewat epilog ini aku sangat salut untuk orang-orang, terutama dalam hal ini penulis skenario sinetron stripping, dalam melakukan pekerjaannya. Sungguh tidak mudah, untuk level blog saja sulit, bagaimana level tanyangan nasional, kan ?

Pada saat menulis dongeng pun, ada yang sengaja aku lakukan dan mungkin terkesan aneh. Aku menulis pengulangan untuk setiap episode, mulai dari #2 sampai #28. Setiap hari bertambah disesuaikan dengan cerita sebelumnya. Bahkan sebagian besar tulisan bisa berupa ringkasan dari cerita sebelumnya. Alasanku melakukan itu adalah karena aku menyadari konsep cerita bersambung ini akan merepotkan bagi pembaca sebab mereka harus membaca dari awal untuk memahami jalan cerita seutuhnya, sehingga dengan penulisan rangkuman, pembaca bisa menikmati di episode berapa pun tanpa perlu mengulang dari awal. Bila ada bagian yang ingin dibaca lebih detail tinggal klik tautan.

            Demikianlah prolog kedua ini. Terima kasih untuk program #31HariMenulis, yang telah membaca dan yang sudah berkomentar. Aku sangat senang dan mengapresiasinya. Setelah mengikuti program ini, aku jadi bersemangat kembali untuk menulis setelah sebelumnya kehilangan motivasi.

            Sampai jumpa pada tulisan-tulisan berikutnya !


Saturday, May 30, 2020

#30 : Epilog Bagian Pertama

            

Hai ! Akhirnya dongeng “Petualangan Kelana” ini selesai juga. Aku sudah pernah cerita pada prolog bahwa dongeng ini terinsipirasi dari salah satu mimpiku, mimpi yang menurut KBBI berarti sesuatu yang terlihat saat tidur. Dongeng yang aku buat kemarin adalah pengembangan dari cuplikan dalam cerita, yaitu pada bagian #11, terkhusus saat Kelana melihat dirinya di cermin. Beginilah mimpiku pada saat itu :

Aku sedang melihat film di TV bersama ibuku. Kami sudah mencapai pada bagian akhir ketika aku berkata, “bu aku sudah pernah nonton lanjutannya. Itu kan dia liat cermin trus dia sadar kalo yang dia lawan adalah dirinya sendiri”.

Hanya berdasarkan itu, aku terngiang dan berusaha membuat sendiri cerita keseluruhan. Aku memang sangat menyukai mimpi. Ada beberapa cerita yang ada di kepalaku tentang sepotong-sepotong mimpi yang pernah kualami. Kadang aku menyimpannya dalam notes di HP agar teringat.

Keseluruhan dongeng “Petualangan Kelana” yang kemarin kuceritakan tidak muncul begitu saja namun melalui pemikiran yang berubah-ubah. Aku membayangkan beberapa jalan cerita :

Alternative pertama

Seorang panglima kerajaan jatuh cinta dan akan menikah dengan putri raja. Namun, ia adalah orang yang sangat terobsesi untuk menjajah dan menguasai daerah di seluruh dunia. Untuk memenuhi egonya itu, banyak orang harus mati dan menderita akibat peperangan. Sang calon istri tidak menyukai sikapnya itu dan memintanya untuk pergi menjauh.

Merasa terpukul, panglima itu pergi berkenalan hingga sampailah ia ke tanah kosong dan ia melihat cermin. Ia mengagumi kegagahan dirinya dan merasa putri itu bodoh karena telah meninggalkannya. Pada saat akan kembali ke kerajaan, ia tersesat dan dalam perjalannya pulang, ia melewati daerah yang menderita karena peperangan. Di sana ia tidak mendapat kehormatan, justru kesakitan karena harus berebut makanan dengan pengemis; bahkan dengan anjing sekalipun.

Ia mencari jalan pulang dan kembali pada tanah kosong. Ia melihat dirinya sendiri di cermin, kali ini ia sudah tidak gagah lagi. Tubuhnya kurus kering dengan pakaian compang-camping. Ia pun sadar akan kejahatannya dan ketika sampai di istana, ia meminta maaf kepada putri.

Alternative kedua :

Sebuah teori konspirasi. Sebenarnya Rafas, penyihir baik, dan permaisuri adalah orang yang sama. Raja beserta Putri Mahesa dan istrinya sudah bersekongkol untuk membuat cerita layaknya negeri dongeng. Motif mereka adalah : kita hidup di negeri dongeng, negeri yang berkisah seputar putri, orang miskin, dan penyihir.

Dengan pembuatan cerita tersebut, rakyat akan tetap percaya terhadap keajaiban dan mengelu-elukan sang raja. Merekapun berniat untuk menjadikan Kelana seorang raja dan meneruskan kisah dongeng tersebut.

            Semua alternative cerita memiliki kekhasannya masing-masing. Namun pada akhirnya aku memilih jalan cerita kemarin karena lebih sederhana dan cocok untuk anak-anak. Baiklah sekian epilog yang pertama, sampai jumpa di epilog terakhir, epilog kedua !

Friday, May 29, 2020

#29 : Pesan Moral

Hai ! Lega rasanya telah menyelesaikan total 27 episode dongeng “Petualangan Kelana”. Sebetulnya aku beberapa kali melihat tulisan teman-teman yang mengikuti program #31HariMenulis. Agak njomplang sepertinya. Aku tertawa sendiri karena tulisan mereka begitu bagus. Ada yang membuat 144 SKS menjalani hidup, ada yang menulis puisi, ada yang menulis artikel sepak bola; tentu dengan kualitas jurnalistik. Namun seperti yang pernah kusampaikan pada #14, semua ada porsinya masing-masing dan porsiku dalam program ini menulis cerita anak-anak. Mungkin bisa bermanfaat untuk para orang tua yang kehabisan ide untuk ndongengi anaknya di masa pandemi ini, di masa #diRumahAja.

Setiap dongeng anak-anak pasti memiliki kekhasannya sendiri, salah satu hal yang paling mencolok adalah pesan moral dalam cerita. Karena ini adalah sebuah dongeng anak, maka akan tetap ada pesan moralnya yang terkandung dalam tiga petualangan Kelana :

1. Saat Kelana diminta untuk bertarung melawan raksasa, ia sangat kebingungan. Bagaimana bisa ia mengalahkan raksasa yang jauh lebih besar darinya ? di sinilah pentingnya kerja cerdas. Ia bisa mengalahkannya dengan menggunakan strategi yang baik, dengan menggunakan Horsi sebagai umpannya. Untuk mendapatkan kerja cerdas, ia terlebih dahulu menerapkan kerja keras, dengan pengamatan sekeliling dan membuat perangkap. Pada petualangan pertama ini, bisa juga mengarahakan bahwa kecerdasan bisa mengalahkan kekuatan badan.

2. Saat Kelana diminta untuk mencari barang yang berharga, ia juga kebingungan. Ternyata kebaikan hatilah yang paling berharga. Kebaikan hati merupakan salah satu dari bentuk kasih sayang. Kelana mengasihi Horsi dan anak pengemis sehingga ia rela berkorban dengan menyerahkan satu-satunya barang yang ia miliki untuk menyelamatkan orang lain.

3. Kelana adalah sosok yang angkuh ketika diangkat menjadi ksatria. Ia bahkan tidak mau mengakui keluarganya sendiri. Ketika bertemu dengan ibu dan anaknya, Kelana meninggalkan egonya dan merendahkan diri dengan meminta maaf kepada mereka. Mereka pun berbesar hati dengan memaafkan Kelana. Minta maaf dan memaafkan tidak mudah bagi beberapa orang dan beberapa kondisi. Lagi-lagi, membutuhkan kerendahan hati untuk mengakui kesalahan dan kebesaran hati untuk menerima memaafkannya.

Itu adalah pesan moral yang ada pada dongeng ini. bukan hanya untuk para pembaca, namun juga sebagai pengingat bagi penulis. Semoga bermanfaat !   


Thursday, May 28, 2020

#28 : Akhir yang Bahagia

Hai ! Selamat datang pada episode terakhir dari dongeng Petualangan Kelana. Akhirnya sampai juga pada penghujung cerita. Setelah cerita ini selesai, aku akan membuat sesi penutup untuk tetap melanjutkan program #31HariMenulis. Selamat membaca episode terakhir dongeng ini !

Dongeng ini bercerita mengenai seorang prajurit bernama Kelana (#2) yang berhasil menggagalkan rencana Rafas, penyihir jahat, untuk melukai Putri Mahesa, putri Sang Raja (#3). Karenanya, Kelana hendak diangkat menjadi seorang Ksatria Kerajaan.

            Ketika Putri Mahesa menanyakan keluarga Kelana, Kelana berbohong mengenai keadaan keluarganya (#4) dan Putri Mahesa menceritakan kisah mengenai hilangnya Sang Ibu lima tahun yang lalu (#5).      

Saat hari pelantikan tiba, Kelana mengusir adiknya yang datang ke kerajaan (#6) dan secara tiba-tiba, Rafas muncul dan menyihir Putri Mahesa hingga tak sadarkan diri. Ia pun mengaku bahwa ialah yang membunuh Sang Permaisuri, ibu Putri Mahesa (#7). Ketika kerajaan Andala diselimuti kegelapan karena sihir jahatnya, Permaisuri menemuinya dan merebut tongkat Rafas. Namun naas, ia terjatuh dari tebing (#8). Pada saat itu pula, Rafas mengatakan Putri Mahesa bisa kembali sadar dengan syarat kerajaan Andala diserahkan kepadanya.

Atas kejadian ini, para penasihat dan Ksatria istana mengadakan pertemuan dan didapatkan hasil mereka akan berpencar untuk mencari teratai emas yang konon bisa untuk mengalahkan sihir jahat (#9). Kelana pun memulai perjalanannya ke arah tenggara (#10).

Ketika berada di tengah hutan, Kelana menyelamatkan seekor kelinci milik seorang wanita tua. Sebagai balas jasa, ia memberitahukan cara untuk mendapatkan teratai emas dengan menunjukkan lembah terdalam hutan. Sesampainya di sana, Kelana melihat cermin dan tersedot masuk ke dalamnya (#11).

Kelana mengalami perjalanan sihir hingga sampai ke sebuah tempat yang asing baginya, di mana tempat itu terdapat tantangan untuk diselesaikan demi mendapatkan teratai emas. Tantangan pertamanya adalah mengalahkan raksasa (#12). Pada perjalanannya tersebut, Horsi, kuda kesayangannya, berubah dari kuda menjadi seekor tikus.

Pada #13 Kelana masih mencari cara untuk bisa mengalahkan raksasa dan #14 menceritakan kesuksesan Kelana dalam menghadapi ujian pertamanya itu dengan menggnakan taktik yang cerdik. Setelah mengalahkan raksasa, Kelana kembali mengalami perjalanan ruang dan waktu.

Kelana sampai pada sebuah keramaian pasar untuk ujiannya yang kedua. Kali ini ia diminta untuk menemukan barang yang paling berharga di sana (#15). Kelana masih belum menemukannya, sesekali ia melihat uang yang ada di dompetnya manakala ada keajaiban yang menggandakan uang tersebut. Lama ia mencari, namun belum juga ketemu. Lalu tiba-tiba, teman seperjalanannya, Horsi, mulai menunjukkan tanda-tanda tidak sadarkan diri (#16).

Setelah Horsi melewati masa kritisnya, Kelana menemukan barang yang paling berharga (#17) dan ia melewati perjalanan lagi untuk menghadapi ujian yang ketiga.

Di sini ia mendarat pada sebuah pemukiman padat dan bertemu dengan seorang pencuri secara tidak disengaja. Bila berhasil melewati ujian yang terakhir ini, Kelana akan mendapatkan teratai emas (#18). Di pemukiman tersebut, Kelana bertemu dengan seorang pencuri yang ternyata adalah adiknya sendiri, Maharani (#19).

Setelah bertemu dengan adik dan juga ibunya, Kelana merasa menyesal telah berbuat jahat kepada mereka dan ia meminta maaf atas perlakuannya. Mereka pun memaafkan Kelana (#20). Mereka bertiga berbincang dan akhirnya diketahuilah bahwa teratai emas itu disimpan oleh ibu Kelana setelah satu hari yang lalu seorang wanita menitipkannya kepadanya (#21).

Kelana membawa teratai emas itu dan langsung melaju ke kerajaan. Di sana ia menuju ke kamar Putri Mahesa dan menemukannya dikelilingi oleh raja, dayang, dan para ksatria. Mereka menyambut Kelana dengan gembira karena melihat teratai emas di tangannya. Ketika teratai emas akan dipakaikan pada kepala Putri, tiba-tiba Rafas datang dan merebut kotak teratai itu (#22). 

Kelana tidak putus asa. Ia memisahkan antara teratai emas dengan kotak pembungkusnya. Diserahkannya kotak itu kepada Rafas sambil berpura-pura untuk menyerah (#23).. Sementara Rafas masih terkejut karena kotak tersebut kosong, Kelana memecahkan tongkat miliknya dan meletakkan teratai emas di kepala Putri mahesa. Putri pun terbangun (#24).

Putri Mahesa pun sudah kembali sadar dan ia merasa sangat senang telah diselamatkan oleh Kelana. Merekapun berencana untuk segera menikah dan sebelumnya, Kelana mengaku kepada Putri Mahesa mengenai keadaan keluarganya (#25).

Pada saat perayaan kembalinya Putri Mahesa dirayakan, Kelana bertemu dengan seorang wanita yang membantunya selama petualangannya mendapatkan teratai emas, perempuan yang ia temui di hutan, yang membawanya pada perjalanan ruang dan waktu, dan selalu memberinya petunjuk untuk menyelesaikan masalah (#26). Ia bercerita mengenai kejadian beberapa tahun yang lalu, setelah terjatuh dari Tebing Tanah Merah (#27).

***

Kelana mendengarkan cerita permaisuri dengan seksama. Iapun berkata, “kembalilah, anakmu sangat merindukanmu.”

 

Perempuan yang ada di hadapannya itu tersenyum.

“Hanya jika mereka berkenan untuk menerimaku kembali,” katanya, “aku telah meninggalkan mereka begitu saja”.

“Pasti ! Anakmu sangat merindukanmu dan engkau pergi karena hendak menyelamatkan kerajaan ini !” kata Kelana.

Tak berapa lama, Kelana bersama dengan permaisuri masuk kembali ke dalam istana dan bertemu Raja serta Putri Mahesa. Betapa terkejutnya mereka melihat Permaisuri hadir di tenga-tengah mereka. Mereka berpelukan dan menangis terharu. Permaisuri menceritakan kepergiannya dan berkata,

“Aku minta maaf karena telah meninggalkanmu, anakku dan suamiku..”

Sang Raja menjawab, “justru kami harus berterima kasih kepadamu, karena dirimulah kerjaan ini bisa terselamatkan.”

“Aku menyayangimu, bu” Putri Mahesa memeluknya.

            Keluarga bahagia itupun berkumpul kembali. Kelana memandangi sambil tak henti-hentinya tersenyum bahagia.

“Oh ya, Tidakkah kau ingin meminta sesuatu padaku ? aku memberimu tiga kesempatan untuk meminta, namun kau hanya menggunakan dua,” kata Permaisuri tiba-tiba kepada Kelana.

            Kelana  menghela napas panjang.

“Kurasa aku tidak akan menggunakannya. Aku sudah mendapatkan banyak darimu. Aku tidak ingin menggunakannya karena aku tidak akan pernah puas untuk meminta. Tapi kau mengajarkanku untuk terus berjuang bila ingin mendapatkan sesuatu. Meskipun petunjukmu tidak pernah bisa kumengerti. Apa maksud dari semua ujian itu ?” Kelana bertanya kepadanya.

“Sudah kuduga, kau adalah orang baik. Yah.. kamu tahu, orang kuat itu ada di mana-mana. Terlebih dirimu adalah seorang prajurit kerajaan. Namun untuk menjadi orang yang istimewa tidak hanya dibutuhkan kekuatan. Ada hal lain yang tidak kalah penting : kecerdasan, kebaikan, dan kerendahan hati. Dengan kecerdasanmu, raksasa berhasil terkalahkan. Dengan kebaikanmu, ibu dan anak itu terselamatkan. Dengan kerendahan hatimu untuk menghilangkan ego dan berani mengakui kesalahan, kamu berhasil mendapatkan kembali ibu serta adikmu. Semua sudah kamu lakukan dengan baik” jawabnya.

            Kelana tercengang mendengar penuturan perempuan itu.

“terima kasih, Ibu,” kata Kelana.

            Pesta perayaan pun dimulai dan semua orang bergembira karenanya. Pada akhirnya, Kelana dan Putri Mahesa dapat menjadi raja dan ratu yang baik dan merekapun hidup bahagia.  

 

Wednesday, May 27, 2020

#27 : Kisah Permaisuri

    Hai ! Bagaimana kabarmu ? Semoga tetap sehat dan semangat. Saat ini dongeng sudah menuju dua episode terakhir. Tanpa banyak basa basi, mari kita lanjutkan !

Dongeng ini berjudul “Petualangan Kelana”, bercerita mengenai seorang prajurit bernama Kelana (#2) yang berhasil menggagalkan rencana Rafas, penyihir jahat, untuk melukai Putri Mahesa, putri Sang Raja (#3). Karenanya, Kelana hendak diangkat menjadi seorang Ksatria Kerajaan.

            Ketika Putri Mahesa menanyakan keluarga Kelana, Kelana berbohong mengenai keadaan keluarganya (#4) dan Putri Mahesa menceritakan kisah mengenai hilangnya Sang Ibu lima tahun yang lalu (#5).      

Saat hari pelantikan tiba, Kelana mengusir adiknya yang datang ke kerajaan (#6) dan secara tiba-tiba, Rafas muncul dan menyihir Putri Mahesa hingga tak sadarkan diri. Ia pun mengaku bahwa ialah yang membunuh Sang Permaisuri, ibu Putri Mahesa (#7). Ketika kerajaan Andala diselimuti kegelapan karena sihir jahatnya, Permaisuri menemuinya dan merebut tongkat Rafas. Namun naas, ia terjatuh dari tebing (#8). Pada saat itu pula, Rafas mengatakan Putri Mahesa bisa kembali sadar dengan syarat kerajaan Andala diserahkan kepadanya.

Atas kejadian ini, para penasihat dan Ksatria istana mengadakan pertemuan dan didapatkan hasil mereka akan berpencar untuk mencari teratai emas yang konon bisa untuk mengalahkan sihir jahat (#9). Kelana pun memulai perjalanannya ke arah tenggara (#10).

Ketika berada di tengah hutan, Kelana menyelamatkan seekor kelinci milik seorang wanita tua. Sebagai balas jasa, ia memberitahukan cara untuk mendapatkan teratai emas dengan menunjukkan lembah terdalam hutan. Sesampainya di sana, Kelana melihat cermin dan tersedot masuk ke dalamnya (#11).

Kelana mengalami perjalanan sihir hingga sampai ke sebuah tempat yang asing baginya, di mana tempat itu terdapat tantangan untuk diselesaikan demi mendapatkan teratai emas. Tantangan pertamanya adalah mengalahkan raksasa (#12). Pada perjalanannya tersebut, Horsi, kuda kesayangannya, berubah dari kuda menjadi seekor tikus.

Pada #13 Kelana masih mencari cara untuk bisa mengalahkan raksasa dan #14 menceritakan kesuksesan Kelana dalam menghadapi ujian pertamanya itu dengan menggnakan taktik yang cerdik. Setelah mengalahkan raksasa, Kelana kembali mengalami perjalanan ruang dan waktu.

Kelana sampai pada sebuah keramaian pasar untuk ujiannya yang kedua. Kali ini ia diminta untuk menemukan barang yang paling berharga di sana (#15). Kelana masih belum menemukannya, sesekali ia melihat uang yang ada di dompetnya manakala ada keajaiban yang menggandakan uang tersebut. Lama ia mencari, namun belum juga ketemu. Lalu tiba-tiba, teman seperjalanannya, Horsi, mulai menunjukkan tanda-tanda tidak sadarkan diri (#16).

Setelah Horsi melewati masa kritisnya, Kelana menemukan barang yang paling berharga (#17) dan ia melewati perjalanan lagi untuk menghadapi ujian yang ketiga.

Di sini ia mendarat pada sebuah pemukiman padat dan bertemu dengan seorang pencuri secara tidak disengaja. Bila berhasil melewati ujian yang terakhir ini, Kelana akan mendapatkan teratai emas (#18). Di pemukiman tersebut, Kelana bertemu dengan seorang pencuri yang ternyata adalah adiknya sendiri, Maharani (#19).

Setelah bertemu dengan adik dan juga ibunya, Kelana merasa menyesal telah berbuat jahat kepada mereka dan ia meminta maaf atas perlakuannya. Mereka pun memaafkan Kelana (#20). Mereka bertiga berbincang dan akhirnya diketahuilah bahwa teratai emas itu disimpan oleh ibu Kelana setelah satu hari yang lalu seorang wanita menitipkannya kepadanya (#21).

Kelana membawa teratai emas itu dan langsung melaju ke kerajaan. Di sana ia menuju ke kamar Putri Mahesa dan menemukannya dikelilingi oleh raja, dayang, dan para ksatria. Mereka menyambut Kelana dengan gembira karena melihat teratai emas di tangannya. Ketika teratai emas akan dipakaikan pada kepala Putri, tiba-tiba Rafas datang dan merebut kotak teratai itu (#22). 

Kelana tidak putus asa. Ia memisahkan antara teratai emas dengan kotak pembungkusnya. Diserahkannya kotak itu kepada Rafas sambil berpura-pura untuk menyerah (#23).. Sementara Rafas masih terkejut karena kotak tersebut kosong, Kelana memecahkan tongkat miliknya dan meletakkan teratai emas di kepala Putri mahesa. Putri pun terbangun (#24).

Putri Mahesa pun sudah kembali sadar dan ia merasa sangat senang telah diselamatkan oleh Kelana. Merekapun berencana untuk segera menikah dan sebelumnya, Kelana mengaku kepada Putri Mahesa mengenai keadaan keluarganya (#25).

Pada saat perayaan kembalinya Putri Mahesa dirayakan, Kelana bertemu dengan seorang wanita yang membantunya selama petualangannya mendapatkan teratai emas, perempuan yang ia temui di hutan, yang membawanya pada perjalanan ruang dan waktu, dan selalu memberinya petunjuk untuk menyelesaikan masalah (#26).

***

Kelana memeluk wanita itu  dan berkata,

“Sungguh, semua ini berkatmu ! Terima kasih !”

            Ia hanya tertawa, “akulah yang harus berterima kasih kepadamu, karena telah menyelamatkan anakku.”

Kelana terkejut. Ternyata ia adalah ibu dari Putri Mahesa.

“Anda ! bagaimana hal ini terjadi ?” tanya Kelana sambil mengernyitkan dahinya.

“Ceritanya panjang..” jawabnya.  iapun menjelaskan sedari kepergiannya 10 tahun yang lalu.

Seperti yang telah diceritakan Rafas, saat itu kerajaan dipenuhi oleh kekuatan sihir yang jahat, dan sang permaisuri, berhasil mematahkan tongkat dari Rafas sehingga sihir jahat itu hilang dari kerajaan Andala. Namun, permaisuri harus berkorban dengan menjatuhkan dirinya ke tebing. Pada saat itu, Rafas mengira bahwa ia sudah mati. Rafas mengambil pecahan batu zamrud dan mulai untuk menghimpun kekuatan sihirnya lagi.

Permaisuri yang terjatuh itu ternyata belum mati. Dalam kondisi kritis, ia berusaha untuk mengeluarkan telepati dan memanggil leluhur dari tanah asalnya. Para leluhur permaisuri adalah sekumpulan penyihir baik yang menjadi pelindung dari kerajaan Andala. Ia pun adalah salah satu penyihir yang cukup kuat.

Penyihir baik yang tinggal di Tanah Putih memang bermusuhan dengan penyihir jahat dari Tebing Tanah Merah. Para penyihir jahat yang dipimpin oleh Rafas menginginkan Kerajaan Andala sebagai daerah kekuasaannya, namun niat itu dihalang-halangi oleh penyihir baik. Para penyihir baik bahkan mengirim permaisuri untuk menikah dengan Raja, yang tidak tahu menahu tentang asal usul permaisuri, agar para penyihir baik dapat melindungi Kerajaan Andala.

            Ketika itu permaisuri ditolong oleh leluhurnya dan dibawa kembali ke Tanah Putih. Di sana, ia dirawat dan mereka menghimpun sihir untuk mengalahkan Rafas dalam bentuk teratai emas. Karena sihir yang kuat dari teratai emas, maka orang yang bisa mendapatkannyapun adalah orang terpilih yang baik dan murni hatinya.


Tuesday, May 26, 2020

#26 : Wanita Misterius

Hai ! Detik-detik terakhir menjelang selesainya program #31HariMenulis. Detik-detik terakhir pula kita meninggalkan normal yang lama dan menuju New Normal, yang katanya akan dimulai tanggal 1 Juni 2020 besok. Kira-kira akan se’baru’apa ya normal yang dimaksud ? apakah kita sudah siap ? Entahlah. Akupun pusing bila memikirkan hal tersebut. Kita lanjut dongeng kemarin sajalah..

Dongeng ini berjudul “Petualangan Kelana”, bercerita mengenai seorang prajurit bernama Kelana (#2) yang berhasil menggagalkan rencana Rafas, penyihir jahat, untuk melukai Putri Mahesa, putri Sang Raja (#3). Karenanya, Kelana hendak diangkat menjadi seorang Ksatria Kerajaan.

            Ketika Putri Mahesa menanyakan keluarga Kelana, Kelana berbohong mengenai keadaan keluarganya (#4) dan Putri Mahesa menceritakan kisah mengenai hilangnya Sang Ibu lima tahun yang lalu (#5).      

Saat hari pelantikan tiba, Kelana mengusir adiknya yang datang ke kerajaan (#6) dan secara tiba-tiba, Rafas muncul dan menyihir Putri Mahesa hingga tak sadarkan diri. Ia pun mengaku bahwa ialah yang membunuh Sang Permaisuri, ibu Putri Mahesa (#7). Ketika kerajaan Andala diselimuti kegelapan karena sihir jahatnya, Permaisuri menemuinya dan merebut tongkat Rafas. Namun naas, ia terjatuh dari tebing (#8). Pada saat itu pula, Rafas mengatakan Putri Mahesa bisa kembali sadar dengan syarat kerajaan Andala diserahkan kepadanya.

Atas kejadian ini, para penasihat dan Ksatria istana mengadakan pertemuan dan didapatkan hasil mereka akan berpencar untuk mencari teratai emas yang konon bisa untuk mengalahkan sihir jahat (#9). Kelana pun memulai perjalanannya ke arah tenggara (#10).

Ketika berada di tengah hutan, Kelana menyelamatkan seekor kelinci milik seorang wanita tua. Sebagai balas jasa, ia memberitahukan cara untuk mendapatkan teratai emas dengan menunjukkan lembah terdalam hutan. Sesampainya di sana, Kelana melihat cermin dan tersedot masuk ke dalamnya (#11).

Kelana mengalami perjalanan sihir hingga sampai ke sebuah tempat yang asing baginya, di mana tempat itu terdapat tantangan untuk diselesaikan demi mendapatkan teratai emas. Tantangan pertamanya adalah mengalahkan raksasa (#12). Pada perjalanannya tersebut, Horsi, kuda kesayangannya, berubah dari kuda menjadi seekor tikus.

Pada #13 Kelana masih mencari cara untuk bisa mengalahkan raksasa dan #14 menceritakan kesuksesan Kelana dalam menghadapi ujian pertamanya itu dengan menggnakan taktik yang cerdik. Setelah mengalahkan raksasa, Kelana kembali mengalami perjalanan ruang dan waktu.

Kelana sampai pada sebuah keramaian pasar untuk ujiannya yang kedua. Kali ini ia diminta untuk menemukan barang yang paling berharga di sana (#15). Kelana masih belum menemukannya, sesekali ia melihat uang yang ada di dompetnya manakala ada keajaiban yang menggandakan uang tersebut. Lama ia mencari, namun belum juga ketemu. Lalu tiba-tiba, teman seperjalanannya, Horsi, mulai menunjukkan tanda-tanda tidak sadarkan diri (#16).

Setelah Horsi melewati masa kritisnya, Kelana menemukan barang yang paling berharga (#17) dan ia melewati perjalanan lagi untuk menghadapi ujian yang ketiga.

Di sini ia mendarat pada sebuah pemukiman padat dan bertemu dengan seorang pencuri secara tidak disengaja. Bila berhasil melewati ujian yang terakhir ini, Kelana akan mendapatkan teratai emas (#18). Di pemukiman tersebut, Kelana bertemu dengan seorang pencuri yang ternyata adalah adiknya sendiri, Maharani (#19).

Setelah bertemu dengan adik dan juga ibunya, Kelana merasa menyesal telah berbuat jahat kepada mereka dan ia meminta maaf atas perlakuannya. Mereka pun memaafkan Kelana (#20). Mereka bertiga berbincang dan akhirnya diketahuilah bahwa teratai emas itu disimpan oleh ibu Kelana setelah satu hari yang lalu seorang wanita menitipkannya kepadanya (#21).

Kelana membawa teratai emas itu dan langsung melaju ke kerajaan. Di sana ia menuju ke kamar Putri Mahesa dan menemukannya dikelilingi oleh raja, dayang, dan para ksatria. Mereka menyambut Kelana dengan gembira karena melihat teratai emas di tangannya. Ketika teratai emas akan dipakaikan pada kepala Putri, tiba-tiba Rafas datang dan merebut kotak teratai itu (#22). 

Kelana tidak putus asa. Ia memisahkan antara teratai emas dengan kotak pembungkusnya. Diserahkannya kotak itu kepada Rafas sambil berpura-pura untuk menyerah (#23).. Sementara Rafas masih terkejut karena kotak tersebut kosong, Kelana memecahkan tongkat miliknya dan meletakkan teratai emas di kepala Putri mahesa. Putri pun terbangun (#24).

Putri Mahesa pun sudah kembali sadar dan ia merasa sangat senang telah diselamatkan oleh Kelana. Merekapun berencana untuk segera menikah dan sebelumnya, Kelana mengaku kepada Putri Mahesa mengenai keadaan keluarganya (#25).

***

Hari itu seluruh istana bergembira, rakyat pun bersenang-senang menyambut kembalinya Putri Mahesa dan diumumkannya calon penerus kerajaan, yaitu Kelana sebagai tunangannya. Setelah melewati perjalanan panjang, akhirnya saat yang dinanti pun tiba.

Perayaan penganngkatan yang sempat tertunda itupun kembali dilaksanakan. Kali ini pesta dibuat lebih meriah daripada sebelumnya karena ada dua perayaan yang akan dilakukan, yaitu pengangkatan sumpah ksatria dan setelahnya adalah pernikahan Kelana dan Putri Mahesa. Kehebatan Kelana yang mampu mengalahkan Rafas tersiar ke seluruh penjuru dunia. Banyak tamu datang dari luar istana untuk ikut merayakan kebahagiaan Kerajaan Andala.

Ketika itu Kelana sedang bersiap di kamarnya ketika pintu diketuk. Kelana membuka pintunya dan seorang ajudan berkata bahwa ada orang yang sangat ingin menemui Kelana. Ajudan itu berkata bahwa orang ini adalah orang yang amat penting di hidupnya. Kelana merasa heran siapakah orang tersebut. Tidak mungkin orang itu adalah ibu atau adiknya karena mereka sudah tinggal bersamanya di istana. Kelana kemudian mengikuti ajudan itu untuk menemui seseorang yang misterius.

Ajudan menunjuk salah seorang perempuan ketika mereka sudah berada di luar istana. Kelana hanya melihat  itu dari belakang. Tampak bahwa ia adalah seorang perempuan yang memiliki kedudukan tinggi. Rambutnya berwna kecoklatan dengan beberapa rambut putih terselip diantaranya menunjukkan penuaan, diikat tinggi menyerupai sanggul dengan hiasan bunga yang tampak anggun. Bajunya berwarna biru gemerlap dengan butiran berlian menghiasinya.

 itupun membalikkan badannya. Ia tersenyum kepada Kelana. Kelana masih tidak mengenali siapa perempuan tua itu. Dari depan tampak wajahnya yang putih bersih dengan mahkota yang menghiasi kepalanya. Ia menggendong kelinci mungil. Kelinci itu bertengger di tangan kirinya. Kelana yakin pastilah ia seorang ratu dari kerajaan lain.

“Terima kasih atas kedatangan anda. Kudengar anda ingin bertemu denganku, namun aku sama sekali tidak mengetahui siapa anda,” kata Kelana. Dahinya berkerut menunjukkan tanda keheranan.

“Jadi kau melupakanku, anak muda ? Tidakkah kau ingin kudamu berubah lagi menjadi seekor tikus ? Hihihi.” Perempuan itu tertawa.

            Kelana terkejut mendengar suara itu. Ternyata  itu adalah sang wanita yang ia temui di hutan, sekaligus pemilik sura yang memberinya segala petunjuk untuk mendapatkan teratai emas.

Monday, May 25, 2020

#25 : Kejujuran Kelana

Hai ! Bagaimana lebaran tahun ini ? Hari ini aku melakukan dua kali silaturahmi online, pertama dengan teman-teman SMA dan kedua dengan keluarga besar. Sungguh menyenangkan, aku dan ibuku bahkan tertawa hingga hampir menangis saat kami melakukan bernyanyi online. Sungguh tidak karuan.. Hahaha.. baiklah kita lanjutkan dongeng kemarin.

Dongeng ini berjudul “Petualangan Kelana”, bercerita mengenai seorang prajurit bernama Kelana (#2) yang berhasil menggagalkan rencana Rafas, penyihir jahat, untuk melukai Putri Mahesa, putri Sang Raja (#3). Karenanya, Kelana hendak diangkat menjadi seorang Ksatria Kerajaan.

            Ketika Putri Mahesa menanyakan keluarga Kelana, Kelana berbohong mengenai keadaan keluarganya (#4) dan Putri Mahesa menceritakan kisah mengenai hilangnya Sang Ibu lima tahun yang lalu (#5).      

Saat hari pelantikan tiba, Kelana mengusir adiknya yang datang ke kerajaan (#6) dan secara tiba-tiba, Rafas muncul dan menyihir Putri Mahesa hingga tak sadarkan diri. Ia pun mengaku bahwa ialah yang membunuh Sang Permaisuri, ibu Putri Mahesa (#7). Ketika kerajaan Andala diselimuti kegelapan karena sihir jahatnya, Permaisuri menemuinya dan merebut tongkat Rafas. Namun naas, ia terjatuh dari tebing (#8). Pada saat itu pula, Rafas mengatakan Putri Mahesa bisa kembali sadar dengan syarat kerajaan Andala diserahkan kepadanya.

Atas kejadian ini, para penasihat dan Ksatria istana mengadakan pertemuan dan didapatkan hasil mereka akan berpencar untuk mencari teratai emas yang konon bisa untuk mengalahkan sihir jahat (#9). Kelana pun memulai perjalanannya ke arah tenggara (#10).

Ketika berada di tengah hutan, Kelana menyelamatkan seekor kelinci milik seorang wanita tua. Sebagai balas jasa, ia memberitahukan cara untuk mendapatkan teratai emas dengan menunjukkan lembah terdalam hutan. Sesampainya di sana, Kelana melihat cermin dan tersedot masuk ke dalamnya (#11).

Kelana mengalami perjalanan sihir hingga sampai ke sebuah tempat yang asing baginya, di mana tempat itu terdapat tantangan untuk diselesaikan demi mendapatkan teratai emas. Tantangan pertamanya adalah mengalahkan raksasa (#12). Pada perjalanannya tersebut, Horsi, kuda kesayangannya, berubah dari kuda menjadi seekor tikus.

Pada #13 Kelana masih mencari cara untuk bisa mengalahkan raksasa dan #14 menceritakan kesuksesan Kelana dalam menghadapi ujian pertamanya itu dengan menggnakan taktik yang cerdik. Setelah mengalahkan raksasa, Kelana kembali mengalami perjalanan ruang dan waktu.

Kelana sampai pada sebuah keramaian pasar untuk ujiannya yang kedua. Kali ini ia diminta untuk menemukan barang yang paling berharga di sana (#15). Kelana masih belum menemukannya, sesekali ia melihat uang yang ada di dompetnya manakala ada keajaiban yang menggandakan uang tersebut. Lama ia mencari, namun belum juga ketemu. Lalu tiba-tiba, teman seperjalanannya, Horsi, mulai menunjukkan tanda-tanda tidak sadarkan diri (#16).

Setelah Horsi melewati masa kritisnya, Kelana menemukan barang yang paling berharga (#17) dan ia melewati perjalanan lagi untuk menghadapi ujian yang ketiga.

Di sini ia mendarat pada sebuah pemukiman padat dan bertemu dengan seorang pencuri secara tidak disengaja. Bila berhasil melewati ujian yang terakhir ini, Kelana akan mendapatkan teratai emas (#18). Di pemukiman tersebut, Kelana bertemu dengan seorang pencuri yang ternyata adalah adiknya sendiri, Maharani (#19).

Setelah bertemu dengan adik dan juga ibunya, Kelana merasa menyesal telah berbuat jahat kepada mereka dan ia meminta maaf atas perlakuannya. Mereka pun memaafkan Kelana (#20). Mereka bertiga berbincang dan akhirnya diketahuilah bahwa teratai emas itu disimpan oleh ibu Kelana setelah satu hari yang lalu seorang wanita menitipkannya kepadanya (#21).

Kelana membawa teratai emas itu dan langsung melaju ke kerajaan. Di sana ia menuju ke kamar Putri Mahesa dan menemukannya dikelilingi oleh raja, dayang, dan para ksatria. Mereka menyambut Kelana dengan gembira karena melihat teratai emas di tangannya. Ketika teratai emas akan dipakaikan pada kepala Putri, tiba-tiba Rafas datang dan merebut kotak teratai itu (#22). 

Kelana tidak putus asa. Ia memisahkan antara teratai emas dengan kotak pembungkusnya. Diserahkannya kotak itu kepada Rafas sambil berpura-pura untuk menyerah (#23).. Sementara Rafas masih terkejut karena kotak tersebut kosong, Kelana memecahkan tongkat miliknya dan meletakkan teratai emas di kepala Putri mahesa. Putri pun terbangun (#24).

***

Pagi itu Kelana sudah bangun dan bersiap untuk menghadap Putri Mahesa dan sang raja. Meski Rafas sudah berhasil dikalahkan, namun Kelana masih memiliki tugas yang harus diselesaikan.

            Kemarin sang raja meminta Kelana untuk menjadi ksatria, tak hanya itu, Kelana juga akan dijodohkan dengan Putri Mahesa. Kelana ingin menemui kekasih dan calon mertuanya itu demi mengatakan latar belakang keluarganya dengan jujur. Ia tidak ingin hidup dalam kepalsuan. Terlebih, ia sudah bersumpah kepada ibu dan adiknya untuk tidak melupakan dan meninggalkan mereka. Kelana sudah siap dengan segala konsekuensi yang ada : apakah ia akan diusir dari istana atau sang raja membatalkan pengangkatan dan perjodohannya. Meski Kelana mencintai Putri Mahesa, namun Kelana juga mencintai keluarganya.

            Kelana menemui mereka di ruang tengah kerajaan. Tampak sang raja dan Putri Mahesa sedang berbincang mengenai perayaan pengangkatan ksatria yang akan diadakan beberapa saat lagi.

“Yang Mulia, Putri, maaf mengganggu waktumu. Ada yang ingin aku sampaikan,” kata Kelana begitu sampai di ruangan tersebut.

            Mereka tersenyum menyambut Kelana yang datang.

“Apa yang ingin kamu sampaikan, anakku ?” Tanya sang raja.

“Sebelumnya aku ingin meminta maaf. Aku telah berbohong kepada semua orang. Aku pernah mengatakan bahwa ayahku adalah seorang kstaria dan aku tinggal sendirian di sini. Ya, aku harus mengatakan semua itu adalah kebohongan. Aku hanyalah orang biasa, aku berasal dari keluarga yang miskin. Akupun masih memiliki ibu dan adik, mereka luar biasa di mataku. Dan aku menyesal telah menelantarkan mereka,” Kelana mengatakan dengan lantang.

            Sang Raja dan Putri Mahesa berpandangan. Mereka berdua lagi-lagi tersenyum mendengar pengakuan dari Kelana. Kelana memandangnya dengan heran.

“Lalu ?” tanya sang raja.

 “Aku tidak peduli mengenai keluargamu. Yang perlu kutahu adalah saat ini aku percaya bahwa kamu adalah orang baik dan aku mencintaimu apa adanya,” Putri Mahesa menambahkan. Sang raja tersenyum sambil mengangguk setuju.

            Kelana sangat senang mendengar jawaban dari mereka. Kelana merasa kekhawatirannya dulu sungguh tidak beralasan. Ia meminta waktu untuk bertemu dengan adik dan ibunya, namun yang diberikan oleh sang raja jauh melebihi itu. Ibu dan adiknya itu bahkan boleh tinggal di dalam kerajaan.

“Ibumu adalah ibuku juga, adikmu adalah adikku juga,” kata Putri Mahesa. Ia memang tidak hanya cantik dan pintar, tapi juga memiliki kebaikan hati yang luar biasa.

 


Sunday, May 24, 2020

#24 : Hari Kemenangan

Hai ! Selamat Idulfitri 1 Syawal 1441 Hijriah. Selamat merayakan hari Kemenangan bagi teman-teman beragama Islam. Semoga selalu diberi sukacita dan damai sejahtera. Tak lupa, semoga tetap sehat dan semangat untuk yang tidak bisa mudik tahun ini. Meski tak dapat berjabat tangan, namun hati tetap tenteram karena selalu beserta Tuhan. Amin. Bicara soal kemenangan, pas sekali, saat ini kita lanjutkan dongeng dengan subjudul : Kemenangan.

Dongeng ini berjudul “Petualangan Kelana”, bercerita mengenai seorang prajurit bernama Kelana (#2) yang berhasil menggagalkan rencana Rafas, penyihir jahat, untuk melukai Putri Mahesa, putri Sang Raja (#3). Karenanya, Kelana hendak diangkat menjadi seorang Ksatria Kerajaan.

            Ketika Putri Mahesa menanyakan keluarga Kelana, Kelana berbohong mengenai keadaan keluarganya (#4) dan Putri Mahesa menceritakan kisah mengenai hilangnya Sang Ibu lima tahun yang lalu (#5).      

Saat hari pelantikan tiba, Kelana mengusir adiknya yang datang ke kerajaan (#6) dan secara tiba-tiba, Rafas muncul dan menyihir Putri Mahesa hingga tak sadarkan diri. Ia pun mengaku bahwa ialah yang membunuh Sang Permaisuri, ibu Putri Mahesa (#7). Ketika kerajaan Andala diselimuti kegelapan karena sihir jahatnya, Permaisuri menemuinya dan merebut tongkat Rafas. Namun naas, ia terjatuh dari tebing (#8). Pada saat itu pula, Rafas mengatakan Putri Mahesa bisa kembali sadar dengan syarat kerajaan Andala diserahkan kepadanya.

Atas kejadian ini, para penasihat dan Ksatria istana mengadakan pertemuan dan didapatkan hasil mereka akan berpencar untuk mencari teratai emas yang konon bisa untuk mengalahkan sihir jahat (#9). Kelana pun memulai perjalanannya ke arah tenggara (#10).

Ketika berada di tengah hutan, Kelana menyelamatkan seekor kelinci milik seorang wanita tua. Sebagai balas jasa, ia memberitahukan cara untuk mendapatkan teratai emas dengan menunjukkan lembah terdalam hutan. Sesampainya di sana, Kelana melihat cermin dan tersedot masuk ke dalamnya (#11).

Kelana mengalami perjalanan sihir hingga sampai ke sebuah tempat yang asing baginya, di mana tempat itu terdapat tantangan untuk diselesaikan demi mendapatkan teratai emas. Tantangan pertamanya adalah mengalahkan raksasa (#12). Pada perjalanannya tersebut, Horsi, kuda kesayangannya, berubah dari kuda menjadi seekor tikus.

Pada #13 Kelana masih mencari cara untuk bisa mengalahkan raksasa dan #14 menceritakan kesuksesan Kelana dalam menghadapi ujian pertamanya itu dengan menggnakan taktik yang cerdik. Setelah mengalahkan raksasa, Kelana kembali mengalami perjalanan ruang dan waktu.

Kelana sampai pada sebuah keramaian pasar untuk ujiannya yang kedua. Kali ini ia diminta untuk menemukan barang yang paling berharga di sana (#15). Kelana masih belum menemukannya, sesekali ia melihat uang yang ada di dompetnya manakala ada keajaiban yang menggandakan uang tersebut. Lama ia mencari, namun belum juga ketemu. Lalu tiba-tiba, teman seperjalanannya, Horsi, mulai menunjukkan tanda-tanda tidak sadarkan diri (#16).

Setelah Horsi melewati masa kritisnya, Kelana menemukan barang yang paling berharga (#17) dan ia melewati perjalanan lagi untuk menghadapi ujian yang ketiga.

Di sini ia mendarat pada sebuah pemukiman padat dan bertemu dengan seorang pencuri secara tidak disengaja. Bila berhasil melewati ujian yang terakhir ini, Kelana akan mendapatkan teratai emas (#18). Di pemukiman tersebut, Kelana bertemu dengan seorang pencuri yang ternyata adalah adiknya sendiri, Maharani (#19).

Setelah bertemu dengan adik dan juga ibunya, Kelana merasa menyesal telah berbuat jahat kepada mereka dan ia meminta maaf atas perlakuannya. Mereka pun memaafkan Kelana (#20). Mereka bertiga berbincang dan akhirnya diketahuilah bahwa teratai emas itu disimpan oleh ibu Kelana setelah satu hari yang lalu seorang wanita menitipkannya kepadanya (#21).

Kelana membawa teratai emas itu dan langsung melaju ke kerajaan. Di sana ia menuju ke kamar Putri Mahesa dan menemukannya dikelilingi oleh raja, dayang, dan para ksatria. Mereka menyambut Kelana dengan gembira karena melihat teratai emas di tangannya. Ketika teratai emas akan dipakaikan pada kepala Putri, tiba-tiba Rafas datang dan merebut kotak teratai itu (#22). Kelana tidak putus asa. Ia memisahkan antara teratai emas dengan kotak pembungkusnya. Diserahkannya kotak itu kepada Rafas sambil berpura-pura untuk menyerah (#23).

***

Rafas membuka kotak itu. Alangkah terkejutnya ia, melihat teratai emas tidak ada di dalamnya. Kelana langsung mengambil kesempatan itu untuk mematahkan tongkat milik Rafas.

Krakk !

            Tongkat sihir milik Rafas sudah patah. Ia melihat Kelana dengan tatapan yang penuh amarah.

“Kau menipuku !” katanya.

            Kelana tersenyum. Di hadapannya terdapat Rafas yang sudah tidak berdaya tanpa tongkat sihir miliknya. Para ksatria dan raja, yang mulanya kecewa terhadap Kelana, kini menyadari kecerdikannya untuk mengalahkan Rafas. Ia hanya bisa dikalahkan oleh kesombongan yang diciptakannya sendiri. Mereka kemudian berdiri, dan mulai mengelilingi Rafas. Rafas kemudian ditangkap untuk kedua kalinya.

“Dengan ini ! aku akan menghukum dirimu ! Hukuman yang jauh lebih berat dari sebelumnya !” kata sang raja. 

Setelah itu, Kelana langsung menuju kepada Putri Mahesa yang masih tertidur. .Perlahan ia menempatkan teratai itu di atas kepalanya. Tiba-tiba keajaiban terjadi. Tubuh Putri Mahesa tampak diselimuti cahaya berwana putih.

Semua orang menunggu dengan jantung berdegup kencang, termasuk Kelana. Ia masih terduduk di samping tempat tidur Putri Mahesa. Sudah tidak ada waktu lagi, butiran-butiran pasir yang ada di jam itu mulai menetes seperti air. Tak berapa lama, Putri Mahesa membuka matanya. Mereka bersorak sorai melihat sang Putri sudah lepas dari sihir jahat Rafas.

Putri Mahesa perlahan mulai terbangun dan duduk dibantu oleh para dayang. Kemudian ia melihat Kelana berada di sampingnya.

“Lagi-lagi kau menyelamatkanku,” katanya tersipu malu.

            Kali ini wajah Kelana memerah. Ia terpesona oleh kecantikan Putri yang selama ini tidak ia sadari. Ia belum pernah bertatapan muka sedekat ini dengannya. Pesona dan aura Putri Mahesa membuat Kelana gugup.

“Em.. sudah kukatakan, Putri. Ini adalah tugasku untuk menjagamu,” kata  Kelana tertunduk. Ia tidak mampu menahan tatapan maut sang Putri.

            Sang Raja mendekat kepada mereka berdua. Ia berkata,

“Terima kasih, Kelana. Kamu telah membebaskan Putriku, dan kami dari Rafas. Aku berharap, kamu bisa terus menjaga Putriku satu-satunya untuk selama-lamanya.”

            Putri Mahesa dan Kelana bertatapan dan Kelana memberanikan diri untuk menggenggam tangan Putri Mahesa. Iapun mencium kening Putri Mahesa.

 


Saturday, May 23, 2020

#23 : Kelana yang Cerdik

Hai semua ! Selamat hari ini adalah puasa terakhir bagi saudar-saudara yang beragama Muslim. Seharusnya, malam ini diadakan takbiran dengan sukacita dan meriah. Namun karena adanya pencegahan virus corona, beberapa tempat meghimbau untuk meniadakannya. Semoga teman-teman semua tetap sabar dan ikhlas menerimanya. Bukan hal yang mudah, gelombang Idul Fitri tampak kurang berasa, paling tidak teman-teman di klinikku mengatakan demikian. Semoga saudara-saudara, teman-teman, menemukan cara yang aman dan nyaman dalam menyambut hari kemenangan dengan tidak menghilangkan esensinya. Amin.. baiklah kita lanjutkan dongeng kemarin.  

Dongeng ini berjudul “Petualangan Kelana”, bercerita mengenai seorang prajurit bernama Kelana (#2) yang berhasil menggagalkan rencana Rafas, penyihir jahat, untuk melukai Putri Mahesa, putri Sang Raja (#3). Karenanya, Kelana hendak diangkat menjadi seorang Ksatria Kerajaan.

            Ketika Putri Mahesa menanyakan keluarga Kelana, Kelana berbohong mengenai keadaan keluarganya (#4) dan Putri Mahesa menceritakan kisah mengenai hilangnya Sang Ibu lima tahun yang lalu (#5).      

Saat hari pelantikan tiba, Kelana mengusir adiknya yang datang ke kerajaan (#6) dan secara tiba-tiba, Rafas muncul dan menyihir Putri Mahesa hingga tak sadarkan diri. Ia pun mengaku bahwa ialah yang membunuh Sang Permaisuri, ibu Putri Mahesa (#7). Ketika kerajaan Andala diselimuti kegelapan karena sihir jahatnya, Permaisuri menemuinya dan merebut tongkat Rafas. Namun naas, ia terjatuh dari tebing (#8). Pada saat itu pula, Rafas mengatakan Putri Mahesa bisa kembali sadar dengan syarat kerajaan Andala diserahkan kepadanya.

Atas kejadian ini, para penasihat dan Ksatria istana mengadakan pertemuan dan didapatkan hasil mereka akan berpencar untuk mencari teratai emas yang konon bisa untuk mengalahkan sihir jahat (#9). Kelana pun memulai perjalanannya ke arah tenggara (#10).

Ketika berada di tengah hutan, Kelana menyelamatkan seekor kelinci milik seorang wanita tua. Sebagai balas jasa, ia memberitahukan cara untuk mendapatkan teratai emas dengan menunjukkan lembah terdalam hutan. Sesampainya di sana, Kelana melihat cermin dan tersedot masuk ke dalamnya (#11).

Kelana mengalami perjalanan sihir hingga sampai ke sebuah tempat yang asing baginya, di mana tempat itu terdapat tantangan untuk diselesaikan demi mendapatkan teratai emas. Tantangan pertamanya adalah mengalahkan raksasa (#12). Pada perjalanannya tersebut, Horsi, kuda kesayangannya, berubah dari kuda menjadi seekor tikus.

Pada #13 Kelana masih mencari cara untuk bisa mengalahkan raksasa dan #14 menceritakan kesuksesan Kelana dalam menghadapi ujian pertamanya itu dengan menggnakan taktik yang cerdik. Setelah mengalahkan raksasa, Kelana kembali mengalami perjalanan ruang dan waktu.

Kelana sampai pada sebuah keramaian pasar untuk ujiannya yang kedua. Kali ini ia diminta untuk menemukan barang yang paling berharga di sana (#15). Kelana masih belum menemukannya, sesekali ia melihat uang yang ada di dompetnya manakala ada keajaiban yang menggandakan uang tersebut. Lama ia mencari, namun belum juga ketemu. Lalu tiba-tiba, teman seperjalanannya, Horsi, mulai menunjukkan tanda-tanda tidak sadarkan diri (#16).

Setelah Horsi melewati masa kritisnya, Kelana menemukan barang yang paling berharga (#17) dan ia melewati perjalanan lagi untuk menghadapi ujian yang ketiga.

Di sini ia mendarat pada sebuah pemukiman padat dan bertemu dengan seorang pencuri secara tidak disengaja. Bila berhasil melewati ujian yang terakhir ini, Kelana akan mendapatkan teratai emas (#18). Di pemukiman tersebut, Kelana bertemu dengan seorang pencuri yang ternyata adalah adiknya sendiri, Maharani (#19).

Setelah bertemu dengan adik dan juga ibunya, Kelana merasa menyesal telah berbuat jahat kepada mereka dan ia meminta maaf atas perlakuannya. Mereka pun memaafkan Kelana (#20). Mereka bertiga berbincang dan akhirnya diketahuilah bahwa teratai emas itu disimpan oleh ibu Kelana setelah satu hari yang lalu seorang wanita menitipkannya kepadanya (#21).

Kelana membawa teratai emas itu dan langsung melaju ke kerajaan. Di sana ia menuju ke kamar Putri Mahesa dan menemukannya dikelilingi oleh raja, dayang, dan para ksatria. Mereka menyambut Kelana dengan gembira karena melihat teratai emas di tangannya. Ketika teratai emas akan dipakaikan pada kepala Putri, tiba-tiba Rafas datang dan merebut kotak teratai itu (#22).

***

Sang Raja kemudian berusaha merebut kotak tersebut namun lagi-lagi ia terpental ke sudut ruangan diikuti teriakan ketakutan dari para dayang. Mereka semua terkapar tak berdaya di hadapan Rafas. Kelana melihat jam pasir yang ada di samping tempat tidur Putri Mahesa. Jam pasir itu semakin lama semakin habis, menunjukkan waktu yang semakin sempit.

            Pada saat itu Kelana mendekati Rafas dan mulai berlutut di hadapannya,

“Salam, hai Rafas ! Engkau adalah raja baru bagi kami ! aku adalah pengikut pertamamu !”

            Melihat hal itu, semua orang yang ada di ruangan terkesima. Mereka menunjukkan rasa marah kepada Kelana. Kelana dianggap berkhianata terhadap istana. Namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya bisa diam di tempat. Mata Rafas berbinar mendengar ucapan dari Kelana.

“Hahaha… senangnya aku ! akhirnya ada pengkhianat di istana ini !”

“Yang Mulia, kekuatanmu memang tidak diragukan lagi. Engkau adalah orang terkuat di dunia ini, sungguh, kami tidak ada apa-apanya dibandingkan dirimu. Sekarang kotak itu milikmu. Lihatlah di dalam kotak itu terdapat teratai emas yang amat berharga. Sebuah kehormatan bila kotak ini dibuka olehmu, Yang Mulia !” Kelana menyanjung Rafas. Rafas tersenyum dan mengangguk-anggukan kepalanya.

“Memang akulah yang terhebat. Hahaha.. baiklah akan kubuka kotak ini !”

Kelana berdiri, menghampirinya dan berkata,

“Biar kubawakan tongkatmu, Yang Mulia. Supaya kau leluasa membuka benda berharga itu !” Kelana menawarkan dirinya kepada Rafas.

            Rafas tanpa ragu memberikan tongkat miliknya kepada Kelana. Semua orang yang ada di situ hanya bisa melihat dan menunduk penuh amarah dan kekecewaan. Sang raja menatap Kelana dan Rafas dengan tatapan yang amat sedih. Salah seorang ksatria hanya bisa menepuk punggung raja.

 


Pilihan untuk Menjadi Ibu yang Bekerja

Menjadi ibu itu capek ! Serius, melelahkan. Sebagai seorang ibu, mau bekerja atau full time di rumah, tetap saja melelahkan. Beberapa waktu...