Wednesday, May 6, 2020

#6 : Kelana Mengusir Adiknya


Hai ! Bagaimana kabarmu ? Semoga semua dalam keadaan sehat-sehat ya. Sekedar pemberitahuan, hari ini mulai ditetapkan Kabupaten Sleman, Gunung Kidul, dan Bantul sebagai zona transmisi lokal penyebaran COVID-19. Untuk yang di daerah tersebut, mohon lebih berhati-hati, di mana pun jaga kesehatan dan kebersihan. Semangat untuk kita, kita pasti bisa melalui ini semua *peluk virtual.
Sekarang seperti biasa akan ada sedikit cerita mengenai kisah kemarin. Judul utama dongeng ini adalah “Petualangan Kelana”. Bercerita mengenai seorang prajurit bernama Kelana yang melihat adanya orang asing berusaha masuk ke dalam kamar Putri Mahesa, putri Raja (#2). Ia berhasil menghalau sang penjahat, Rafas, untuk melukai Sang Putri (#3). Karenanya, Kelana akan ditunjuk menjadi seorang Kstaria kerajaan.
Ketika berbincang dengan Putri Mahesa, Kelana berbohong  mengenai keadaan keluarganya. Ia mengatakan keluarganya adalah bangsawan namun gugur dalam tugas (#4). Putri Mahesa pun bercerita pula mengenai kisah ibunya yang menghilang 5 tahun yang lalu (#5)
***

Keesokan harinya, Kelana keluar dari kamarnya dan terkejut melihat kemegahan istana. Istana sudah dihiasi dengan amat indah. Bendera kerajaan berkibar di setiap sudut tempat. Pilar-pilar besar diselimuti oleh pita merah yang menawan, sedangkan di langit-langit tergantung hiasan berbentuk bunga yang nenambah kekaguman.
Memasuki ruang tengah, Kelana melihat keramaian di sekitarnya. Ruangan itu sangat besar dan mampu menampung ratusan orang sekaligus. Ruangan itu pun tidak luput dari hiasan mewah dan megah. tampak para calon Ksatria sudah berada di sana didampingi oleh keluarganya. Mereka tampak bahagia, para orang tua tampak bangga dengan anak-anaknya yang sebentar lagi dikukuhkan menjadi Ksatria istana. Sedangkan Kelana berdiri seorang diri, tanpa ada satu orangpun yang ada di sampingnya. 
“Hai, Kelana. Emm.. maafkan tentang kemarin. Aku tidak tahan untuk menceritakannya kepadamu dan malah membuat suasana tidak nyaman,” Putri Mahesa menyapanya tiba-tiba.
“Tidak apa-apa, Putri,” jawab Kelana sambil tersenyum.
“ Ada apakah pada dirimu ? kamu tampak tegang, “Putri Mahesa memandangi wajahnya.
“Oh, Putri. Iya. Ini adalah hari terbesar dalam hidupku. Aku tidak tahu apakah aku bisa menjalaninya dengan baik….” jawab Kelana.
“Aku percaya kamu pasti bisa menjalaninya dengan baik.”
Mereka sedang asyik berbincang ketika salah seorang pelayan istana memanggil Kelana dan mengatakan bahwa ada orang yang ingin menemuinya. Kelana terkejut melihat ternyata orang yang ingin bertemu dengannya adalah adiknya, Kirana. Ia menggunakan baju berwana putih yang sudah tampak usang dengan beberapa robekan kecil di sisi kanan dan kirinya. Rambutnya hitam panjang terurai dengan kulit coklat kehitaman karena terbakar matahari. Ia sudah beranjak remaja saat ini, sejak delapan tahun yang lalu Kelana meninggalkan keluarganya.
Kelana hanya bisa diam mematung melihat sosok di depannya. Tak lama, Kelana langsung membuang muka dan  berkata,
“Pergilah. Aku tidak tahu siapa dirimu.”
“Dia mengatakan bahwa dia adalah keluargamu, Tuan,” kata pelayan itu.
“Aku tidak punya keluarga, ayah dan ibuku sudah lama meninggal dan aku adalah anak satu-satunya,” jawab.
Perempuan itu lalu dibawa keluar oleh sang pelayan. Iapun berteriak,
“Kak !” namun pelayan itu segera menariknya keluar. Perempuan itu hanya bisa menatap Kelana dengan sedih. Kelana sempat beradu pandang dengannya, namun ia segera pergi sambil memalingkan wajahnya.


2 comments:

  1. It's better if he can drive away the covid-19, not even chasing her sister.
    ��

    Stay safe maria

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha.. if only COVID-19 does exist at that time..
      thank you ! stay safe for you too !

      Delete

Pilihan untuk Menjadi Ibu yang Bekerja

Menjadi ibu itu capek ! Serius, melelahkan. Sebagai seorang ibu, mau bekerja atau full time di rumah, tetap saja melelahkan. Beberapa waktu...