Thursday, May 7, 2020

#7 : Kemunculan Rafas


Hai ! Selamat Hari Raya Waisak bagi teman-teman yang merayakan :D
Javasiddhi bhavantu te (semoga semua senantiasa diberikan keberhasilan).
Hari ini seperti biasa, di jam yang sama, aku akan melanjutkan cerita “Petualangan Kelana”. Sedikit ulasan, cerita ini mengisahkan seorang prajurit bernama Kelana (#2). Suatu hari, ia berhasil menggagalkan rencana Rafas, tokoh antagonis, untuk melukai Putri Mahesa, Putri satu-satunya sang Raja (#3) dan atas keberhasilannya itu, ia akan dilantik menjadi ksatria kerajaan. Kala sedang berbincang dengan Putri Mahesa, Kelana berbohong mengenai kondisi keluarganya (#4) dan sang Putri pun bercerita mengenai masa di  mana ibunya menghilang 5 tahun yang lalu (#5). Ketika hari pelantikan tiba, Kelana mengusir adiknya yang datang ke istana (#6).
***

Upacara pelantikan pun dimulai dengan meriah. Para ksatria berdiri di depan menghadap Sang Raja dan Putri Mahesa. Di sampingnya ada seorang ksatria senior yang membawa baki berisi lencana untuk disematkan di dada Kelana dan kawan-kawan. Di belakang mereka prajurit berdiri dengan gagah dan rapi. Di luar ruangan terdapat warga yang siap untuk menyambut para pahlawan baru kerajaan. Peristiwa ini adalah peristiwa yang sangat penting di sana sehingga dibuat dengan amat meriah.
Satu per satu lencana disematkan di dada para ksatria oleh Raja hingga sampailah pada giliran Kelana. Sesaat setelah ia menyematkan lencana, tiba-tiba terdengar gemuruh dari atas. Langit menjadi gelap dan teriakan warga menambah suasana mencekam di sana. Seluruh istana bergetar seperti terkena gempa yang dahsyat. Mereka langsung mengamankan Raja dan Putri Mahesa.
Di tengah-tengah kegemparan tersebut, pintu utama terbuka. Mereka semua terkejut karena Rafas, sang penjahat sudah berada di sana. Ia mengenakan jubah berwarna hitam. Wajahnya yang lonjong, dengan pipi yang seakan tidak berisi, dan deretan gigi tajamnya menyeringai lebar membuatnya  menjadi semakin seram. Di tangannya terdapat tongkat disertai  patung tengkorak kecil di atasnya dengan bola mata dari batu zamrud warna hitam yang menyala.
“Hahaha… kalian pasti terkejut dengan kedatanganku !” teriaknya.
“Bagaimana bisa ? kami sudah menangkapmu !” kata Raja.
“Kalian lupa, akulah Rafas. Raja kejahatan, penyihir dalam kegelapan. Aku akan membalas dendam kepada kalian yang sudah menangkapku, terutama kau ! Hahaha.. ” katanya sambil menunjuk Kelana.
Kelana langsung berlari ke arah Rafas, namun ia langsung terdorong sebelum berhasil menyentuhnya. Tawa Rafas menggelegar ke seisi ruangan. Rafas pun mengangkat tongkat yang ada di tangan kanannya. Tampak mata pada batu zamrud tengkorak itu menyala berwana merah.
Semua ksatria berusaha untuk menjatuhkannya namun Rafas membentengi dirinya dengan kekuatan sihir yang ada pada tongkatnya.
"Kalian salah sangka bisa menangkap orang hebat sepertiku” kata Rafas, “lihatlah sekarang  tidak ada yang bisa menyentuhku !”
“Apa yang akan kamu lakukan, hai orang jahat ?” teriak sang raja.
“Tentu saja aku ingin menguasai kerajaan ini ! kemarin aku sudah mendapatkan apa yang aku inginkan, rambut putri Mahesa ! dengan kekuatan sihirku, dia akan tertidur dan tidak akan bisa bangun lagi !” Rafas mengeluarkan sehelai rambut dan kemudian mengayunkan tongkat itu. Tak lama, Putri Mahesa tergeletak di lantai.
“Putri !” teriak Kelana sambil menghampiri Putri Mahesa. Ia menggoncang-goncangkan tubuh Putri Mahesa namun sang Putri tetap tidak membuka matanya.
“Sstt.. ia sedang tertidur pulas. Hahaha..” Rafas tertawa, “Ia akan tertidur selama-lamanya bila kalian tidak memenuhi perintahku. Dia sungguh lemah, seperti ibunya.”
“Jahanam ! apa yang telah kau perbuat pada istriku ?” teriak Raja.
“Ia sudah mati di tanganku. Ini karena kesalahannya menghalangiku untuk mendapatkan kerajaan ini !” Rafas berteriak, petir menyambar dengan kencang.

2 comments:

  1. Happy Vesak Day 2564 BE
    Sabhe Satha Bhavantu Sukikatha
    Sadhu Sadhu Sadhu...

    ReplyDelete

Pilihan untuk Menjadi Ibu yang Bekerja

Menjadi ibu itu capek ! Serius, melelahkan. Sebagai seorang ibu, mau bekerja atau full time di rumah, tetap saja melelahkan. Beberapa waktu...