Sunday, May 3, 2020

#3 : Pertemuan dengan Rafas


Hai ! Jumpa lagi di jam dan blog yang sama. Bagaimana kabarmu ? Semoga tetap sehat, semangat, dan senantiasa diberkati Tuhan. Sebelumnya aku ingin minta maaf karena font tulisanku tidak rapi. Aku sudah berusaha merapikannya namun belum berhasil *huft
Baiklah, saatnya melanjutkan dongeng berjudul "Petualangan Kelana" ini. Sebagai rangkuman, kemarin kita sudah sampai pada perkenalan pria bernama Kelana, yang adalah prajurit kerajaan. Suatu hari, ia melihat seorang pria tak dikenal menuju ke kamar Putri Mahesa, putri satu-satunya sang Raja (lebih lengkap silakan baca di sini). Selamat membaca ! :D

***

Kelana langsung menyergap pria itu dari belakang tanpa pikir panjang. Ia mendorongnya menjauhi Sang Putri yang sedang tertidur. Pria itu jatuh terbentur tembok. Putri Mahesa pun terbangun mendengar keributan yang terjadi.
“Apa yang kalian lakukan di sini?” teriak Putri Mahesa.
“Maaf mengganggu tidurmu, Putri. Namun pria ini menyelinap masuk dan mengeluarkan pisau dari celananya, “ jawab Kelana.
Tanpa berkata apa-apa, ia bangkit dan berusaha menyerang Kelana dengan pisau yang dimilikinya. Kelana melindungi dirinya dengan perisai serambi memegang tangan Putri Mahesa.
“Berlindunglah di balik tubuhku, Putri. Kau akan aman,” kata Kelana.
Putri Mahesa berlindung di balik tubuh gagah Kelana. Kelana melepas pedang dari sarungnya dan dengan perisai ia mendorong pria itu. Kelana mengarahkan pedang ke tubuhnya dan menyudutkannya di pojok kamar, membuatnya tidak bisa berkutik.
“Kau sudah tersudut ! Berbaliklah menghadap ke dinding dan jatuhkan pisau itu atau aku akan menusukkan pedang ini ke tubuhmu !” ancam Kelana.
Pria itu membalikkan badannya dan menjatuhkan pisau yang ada di tangannya. Kelana perlahan menghampirinya,  mengikat kedua tangannya dan menggiringnya keluar kamar. Sekilas ia tampak seperti warga biasa. Pakaiannya warna coklat dengan celana berwarna putih yang sudah kotor, wajahnya pun ditutupi kain dari hidung ke bawah sehingga tidak terlihat wajahnya. Entah bagaimana ia bisa melewati penjagaan di istana hingga bisa sampai ke kamar Sang Putri.
Putri Mahesa mengikuti mereka dari belakang. Pria itu dibawa menuju Sang Raja.
“Siapa kau dan apa yang akan kau lakukan kepada putriku ?” tanya sang raja.
Ia membuka penutup wajahnya, tersenyum. Tampak pipinya yang tirus dengan kulit kecoklatan. Iapun berkata,“aku adalah Rafas.”
Mendengar nama itu, seisi istana terkejut. Rafas adalah seorang penjahat yang amat  terkenal di sana. Ia adalah pembunuh, pencuri, dan perampok yang ulung.  Sudah lama ia menjadi buronan namun selalu berhasil melarikan diri, bahkan tidak ada yang bisa mengetahui wajahnya, sekalipun para prajurit dan penjaga keamanan kerajaan. Namun kali ini ia berhasil ditangkap oleh Kelana saat hendak melukai sang Putri.
Tanpa banyak bicara, Rafas langsung dibawa menuju penjara bawah tanah dan hukuman berat menanti dirinya.
“Terima kasih sudah menyelamatkan putriku dari orang jahat, nak” kata Sang Raja kepada Kelana.
“Ini sudah menjadi tugas seorang prajurit kerajaan, Yang Mulia,”jawabnya.
“Atas keberanian dan kecermatanmu ini, putriku satu-satunya dapat terselamatkan. Sebagai ucapan terima kasih, aku akan mengangkatmu sebagai seorang Ksatria Kerajaan Andala.”
Kelana terkejut mendengarnya dan dengan ragu ia menatap Raja, “terima kasih Yang Mulia,  namun sepertinya hadiah darimu ini berlebihan.”
“Tidak, apa yang sudah kuputuskan tetap akan terlaksana ! Siapkan pria pemberani ini  untuk upacara pengangkatan kstaria besok !” Raja berbalik dan meninggalkan Kelana.
Kedua mata Kelana berbinar mendengar perkataan sang Raja. Iapun dibawa oleh pelayan kerajaan menuju ruangannya yang baru untuk persiapan upacara esok hari.

No comments:

Post a Comment

Pilihan untuk Menjadi Ibu yang Bekerja

Menjadi ibu itu capek ! Serius, melelahkan. Sebagai seorang ibu, mau bekerja atau full time di rumah, tetap saja melelahkan. Beberapa waktu...