Hai ! Jumpa lagi di jam dan blog yang sama. Bagaimana kabarmu ? Semoga tetap sehat, semangat, dan senantiasa diberkati Tuhan. Sebelumnya aku ingin minta maaf karena font tulisanku tidak rapi. Aku sudah berusaha merapikannya namun belum berhasil *huft
Baiklah, saatnya melanjutkan dongeng berjudul "Petualangan Kelana" ini. Sebagai rangkuman, kemarin kita sudah sampai pada perkenalan pria bernama Kelana, yang adalah prajurit kerajaan. Suatu hari, ia melihat seorang pria tak dikenal menuju ke kamar Putri Mahesa, putri satu-satunya sang Raja (lebih lengkap silakan baca di sini). Selamat membaca ! :D
***
Kelana langsung
menyergap pria itu dari belakang tanpa pikir panjang. Ia mendorongnya menjauhi
Sang Putri yang sedang tertidur. Pria itu jatuh terbentur tembok. Putri Mahesa
pun terbangun mendengar keributan yang terjadi.
“Apa yang kalian lakukan di sini?” teriak
Putri Mahesa.
“Maaf mengganggu tidurmu, Putri. Namun
pria ini menyelinap masuk dan mengeluarkan pisau dari celananya, “ jawab
Kelana.
Tanpa berkata apa-apa,
ia bangkit dan berusaha menyerang Kelana dengan pisau yang dimilikinya. Kelana
melindungi dirinya dengan perisai serambi memegang tangan Putri Mahesa.
“Berlindunglah di balik tubuhku, Putri.
Kau akan aman,” kata Kelana.
Putri Mahesa berlindung
di balik tubuh gagah Kelana. Kelana melepas pedang dari sarungnya dan dengan
perisai ia mendorong pria itu. Kelana mengarahkan pedang ke tubuhnya dan
menyudutkannya di pojok kamar, membuatnya tidak bisa berkutik.
“Kau sudah tersudut ! Berbaliklah
menghadap ke dinding dan jatuhkan pisau itu atau aku akan menusukkan pedang ini
ke tubuhmu !” ancam Kelana.
Pria itu membalikkan
badannya dan menjatuhkan pisau yang ada di tangannya. Kelana perlahan
menghampirinya, mengikat kedua tangannya
dan menggiringnya keluar kamar. Sekilas ia tampak seperti warga biasa.
Pakaiannya warna coklat dengan celana berwarna putih yang sudah kotor, wajahnya
pun ditutupi kain dari hidung ke bawah sehingga tidak terlihat wajahnya. Entah
bagaimana ia bisa melewati penjagaan di istana hingga bisa sampai ke kamar Sang
Putri.
Putri Mahesa mengikuti
mereka dari belakang. Pria itu dibawa menuju Sang Raja.
“Siapa kau dan apa yang akan kau lakukan
kepada putriku ?” tanya sang raja.
Ia membuka penutup wajahnya, tersenyum.
Tampak pipinya yang tirus dengan kulit kecoklatan. Iapun berkata,“aku adalah
Rafas.”
Mendengar nama itu,
seisi istana terkejut. Rafas adalah seorang penjahat yang amat terkenal di sana. Ia adalah pembunuh, pencuri,
dan perampok yang ulung. Sudah lama ia
menjadi buronan namun selalu berhasil melarikan diri, bahkan tidak ada yang
bisa mengetahui wajahnya, sekalipun para prajurit dan penjaga keamanan kerajaan.
Namun kali ini ia berhasil ditangkap oleh Kelana saat hendak melukai sang
Putri.
Tanpa banyak bicara, Rafas
langsung dibawa menuju penjara bawah tanah dan hukuman berat menanti dirinya.
“Terima kasih sudah menyelamatkan putriku
dari orang jahat, nak” kata Sang Raja kepada Kelana.
“Ini sudah menjadi tugas seorang
prajurit kerajaan, Yang Mulia,”jawabnya.
“Atas keberanian dan kecermatanmu ini,
putriku satu-satunya dapat terselamatkan. Sebagai ucapan terima kasih, aku akan
mengangkatmu sebagai seorang Ksatria Kerajaan Andala.”
Kelana terkejut mendengarnya dan dengan
ragu ia menatap Raja, “terima kasih Yang Mulia, namun sepertinya hadiah darimu ini berlebihan.”
“Tidak, apa yang sudah kuputuskan tetap
akan terlaksana ! Siapkan pria pemberani ini
untuk upacara pengangkatan kstaria besok !” Raja berbalik dan
meninggalkan Kelana.
Kedua mata Kelana berbinar
mendengar perkataan sang Raja. Iapun dibawa oleh pelayan kerajaan menuju ruangannya
yang baru untuk persiapan upacara esok hari.
No comments:
Post a Comment