Monday, May 25, 2020

#25 : Kejujuran Kelana

Hai ! Bagaimana lebaran tahun ini ? Hari ini aku melakukan dua kali silaturahmi online, pertama dengan teman-teman SMA dan kedua dengan keluarga besar. Sungguh menyenangkan, aku dan ibuku bahkan tertawa hingga hampir menangis saat kami melakukan bernyanyi online. Sungguh tidak karuan.. Hahaha.. baiklah kita lanjutkan dongeng kemarin.

Dongeng ini berjudul “Petualangan Kelana”, bercerita mengenai seorang prajurit bernama Kelana (#2) yang berhasil menggagalkan rencana Rafas, penyihir jahat, untuk melukai Putri Mahesa, putri Sang Raja (#3). Karenanya, Kelana hendak diangkat menjadi seorang Ksatria Kerajaan.

            Ketika Putri Mahesa menanyakan keluarga Kelana, Kelana berbohong mengenai keadaan keluarganya (#4) dan Putri Mahesa menceritakan kisah mengenai hilangnya Sang Ibu lima tahun yang lalu (#5).      

Saat hari pelantikan tiba, Kelana mengusir adiknya yang datang ke kerajaan (#6) dan secara tiba-tiba, Rafas muncul dan menyihir Putri Mahesa hingga tak sadarkan diri. Ia pun mengaku bahwa ialah yang membunuh Sang Permaisuri, ibu Putri Mahesa (#7). Ketika kerajaan Andala diselimuti kegelapan karena sihir jahatnya, Permaisuri menemuinya dan merebut tongkat Rafas. Namun naas, ia terjatuh dari tebing (#8). Pada saat itu pula, Rafas mengatakan Putri Mahesa bisa kembali sadar dengan syarat kerajaan Andala diserahkan kepadanya.

Atas kejadian ini, para penasihat dan Ksatria istana mengadakan pertemuan dan didapatkan hasil mereka akan berpencar untuk mencari teratai emas yang konon bisa untuk mengalahkan sihir jahat (#9). Kelana pun memulai perjalanannya ke arah tenggara (#10).

Ketika berada di tengah hutan, Kelana menyelamatkan seekor kelinci milik seorang wanita tua. Sebagai balas jasa, ia memberitahukan cara untuk mendapatkan teratai emas dengan menunjukkan lembah terdalam hutan. Sesampainya di sana, Kelana melihat cermin dan tersedot masuk ke dalamnya (#11).

Kelana mengalami perjalanan sihir hingga sampai ke sebuah tempat yang asing baginya, di mana tempat itu terdapat tantangan untuk diselesaikan demi mendapatkan teratai emas. Tantangan pertamanya adalah mengalahkan raksasa (#12). Pada perjalanannya tersebut, Horsi, kuda kesayangannya, berubah dari kuda menjadi seekor tikus.

Pada #13 Kelana masih mencari cara untuk bisa mengalahkan raksasa dan #14 menceritakan kesuksesan Kelana dalam menghadapi ujian pertamanya itu dengan menggnakan taktik yang cerdik. Setelah mengalahkan raksasa, Kelana kembali mengalami perjalanan ruang dan waktu.

Kelana sampai pada sebuah keramaian pasar untuk ujiannya yang kedua. Kali ini ia diminta untuk menemukan barang yang paling berharga di sana (#15). Kelana masih belum menemukannya, sesekali ia melihat uang yang ada di dompetnya manakala ada keajaiban yang menggandakan uang tersebut. Lama ia mencari, namun belum juga ketemu. Lalu tiba-tiba, teman seperjalanannya, Horsi, mulai menunjukkan tanda-tanda tidak sadarkan diri (#16).

Setelah Horsi melewati masa kritisnya, Kelana menemukan barang yang paling berharga (#17) dan ia melewati perjalanan lagi untuk menghadapi ujian yang ketiga.

Di sini ia mendarat pada sebuah pemukiman padat dan bertemu dengan seorang pencuri secara tidak disengaja. Bila berhasil melewati ujian yang terakhir ini, Kelana akan mendapatkan teratai emas (#18). Di pemukiman tersebut, Kelana bertemu dengan seorang pencuri yang ternyata adalah adiknya sendiri, Maharani (#19).

Setelah bertemu dengan adik dan juga ibunya, Kelana merasa menyesal telah berbuat jahat kepada mereka dan ia meminta maaf atas perlakuannya. Mereka pun memaafkan Kelana (#20). Mereka bertiga berbincang dan akhirnya diketahuilah bahwa teratai emas itu disimpan oleh ibu Kelana setelah satu hari yang lalu seorang wanita menitipkannya kepadanya (#21).

Kelana membawa teratai emas itu dan langsung melaju ke kerajaan. Di sana ia menuju ke kamar Putri Mahesa dan menemukannya dikelilingi oleh raja, dayang, dan para ksatria. Mereka menyambut Kelana dengan gembira karena melihat teratai emas di tangannya. Ketika teratai emas akan dipakaikan pada kepala Putri, tiba-tiba Rafas datang dan merebut kotak teratai itu (#22). 

Kelana tidak putus asa. Ia memisahkan antara teratai emas dengan kotak pembungkusnya. Diserahkannya kotak itu kepada Rafas sambil berpura-pura untuk menyerah (#23).. Sementara Rafas masih terkejut karena kotak tersebut kosong, Kelana memecahkan tongkat miliknya dan meletakkan teratai emas di kepala Putri mahesa. Putri pun terbangun (#24).

***

Pagi itu Kelana sudah bangun dan bersiap untuk menghadap Putri Mahesa dan sang raja. Meski Rafas sudah berhasil dikalahkan, namun Kelana masih memiliki tugas yang harus diselesaikan.

            Kemarin sang raja meminta Kelana untuk menjadi ksatria, tak hanya itu, Kelana juga akan dijodohkan dengan Putri Mahesa. Kelana ingin menemui kekasih dan calon mertuanya itu demi mengatakan latar belakang keluarganya dengan jujur. Ia tidak ingin hidup dalam kepalsuan. Terlebih, ia sudah bersumpah kepada ibu dan adiknya untuk tidak melupakan dan meninggalkan mereka. Kelana sudah siap dengan segala konsekuensi yang ada : apakah ia akan diusir dari istana atau sang raja membatalkan pengangkatan dan perjodohannya. Meski Kelana mencintai Putri Mahesa, namun Kelana juga mencintai keluarganya.

            Kelana menemui mereka di ruang tengah kerajaan. Tampak sang raja dan Putri Mahesa sedang berbincang mengenai perayaan pengangkatan ksatria yang akan diadakan beberapa saat lagi.

“Yang Mulia, Putri, maaf mengganggu waktumu. Ada yang ingin aku sampaikan,” kata Kelana begitu sampai di ruangan tersebut.

            Mereka tersenyum menyambut Kelana yang datang.

“Apa yang ingin kamu sampaikan, anakku ?” Tanya sang raja.

“Sebelumnya aku ingin meminta maaf. Aku telah berbohong kepada semua orang. Aku pernah mengatakan bahwa ayahku adalah seorang kstaria dan aku tinggal sendirian di sini. Ya, aku harus mengatakan semua itu adalah kebohongan. Aku hanyalah orang biasa, aku berasal dari keluarga yang miskin. Akupun masih memiliki ibu dan adik, mereka luar biasa di mataku. Dan aku menyesal telah menelantarkan mereka,” Kelana mengatakan dengan lantang.

            Sang Raja dan Putri Mahesa berpandangan. Mereka berdua lagi-lagi tersenyum mendengar pengakuan dari Kelana. Kelana memandangnya dengan heran.

“Lalu ?” tanya sang raja.

 “Aku tidak peduli mengenai keluargamu. Yang perlu kutahu adalah saat ini aku percaya bahwa kamu adalah orang baik dan aku mencintaimu apa adanya,” Putri Mahesa menambahkan. Sang raja tersenyum sambil mengangguk setuju.

            Kelana sangat senang mendengar jawaban dari mereka. Kelana merasa kekhawatirannya dulu sungguh tidak beralasan. Ia meminta waktu untuk bertemu dengan adik dan ibunya, namun yang diberikan oleh sang raja jauh melebihi itu. Ibu dan adiknya itu bahkan boleh tinggal di dalam kerajaan.

“Ibumu adalah ibuku juga, adikmu adalah adikku juga,” kata Putri Mahesa. Ia memang tidak hanya cantik dan pintar, tapi juga memiliki kebaikan hati yang luar biasa.

 


No comments:

Post a Comment

Pilihan untuk Menjadi Ibu yang Bekerja

Menjadi ibu itu capek ! Serius, melelahkan. Sebagai seorang ibu, mau bekerja atau full time di rumah, tetap saja melelahkan. Beberapa waktu...