Hai ! Bagaimana kabarmu
? Semoga sehat selalu ya. Tadi aku memakan semangkuk Indomie rebus dengan lima cabai dan perutku perih beberapa jam
kemudian. Padahal makan pedas dan asam lambung adalah dua hal yang tidak
bersahabat. Beginilah, sering menasehati orang lain namun tidak memerhatikan
kesehatan diri sendiri. Baik, sekarang akan aku lanjutkan dongeng yang sudah
empat belas hari berlangsung.
Dongeng ini bercerita
mengenai seorang prajurit bernama Kelana (#2) yang berhasil menggagalkan
rencana Rafas, penyihir jahat, untuk melukai Putri Mahesa, putri Sang Raja
(#3). Karenanya, Kelana hendak diangkat menjadi seorang Ksatria Kerajaan.
Ketika
Putri Mahesa menanyakan keluarga Kelana, Kelana berbohong mengenai keadaan
keluarganya (#4) dan Putri Mahesa menceritakan kisah mengenai hilangnya Sang
Ibu lima tahun yang lalu (#5).
Saat hari pelantikan
tiba, Kelana mengusir adiknya yang datang ke kerajaan (#6) dan secara
tiba-tiba, Rafas muncul dan menyihir Putri Mahesa hingga tak sadarkan diri. Ia
pun mengaku bahwa ialah yang membunuh Sang Permaisuri, ibu Putri Mahesa (#7).
Ketika kerajaan Andala diselimuti kegelapan karena sihir jahatnya, Permaisuri
menemuinya dan merebut tongkat Rafas. Namun naas, ia terjatuh dari tebing (#8).
Pada saat itu pula, Rafas mengatakan Putri Mahesa bisa kembali sadar dengan
syarat kerajaan Andala diserahkan kepadanya.
Atas kejadian ini, para
penasihat dan Ksatria istana mengadakan pertemuan dan didapatkan hasil mereka
akan berpencar untuk mencari teratai emas yang konon bisa untuk mengalahkan
sihir jahat (#9). Kelana pun memulai perjalanannya ke arah tenggara (#10).
Ketika berada di tengah
hutan, Kelana menyelamatkan seekor kelinci milik seorang wanita tua. Sebagai
balas jasa, ia memberitahukan cara untuk mendapatkan teratai emas dengan
menunjukkan lembah terdalam hutan. Sesampainya di sana, Kelana melihat cermin
dan tersedot masuk ke dalamnya (#11).
Kelana mengalami
perjalanan sihir hingga sampai ke sebuah tempat yang asing baginya, di mana
tempat itu terdapat tantangan untuk diselesaikan demi mendapatkan teratai emas.
Tantangan pertamanya adalah mengalahkan raksasa (#12).
Pada #13 dan #14 menceritakan
kesuksesan Kelana dalam menghadapi ujian pertamanya yaitu raksasa. Setelah mengalahkan
raksasa, Kelana kembali mengalami perjalanan ruang dan waktu.
***
Sampailah mereka di
tempat yang baru. Kali ini mereka berada di sebuah pasar. Pasar itu terletak di padang gurun yang amat
terik. Selain panas ynang menyengat, pasar itu sangat ramai dengan orang-orang
lalu lalang melakukan jual beli. Banyak barang yang ada di sana, seperti
makanan, minuman, peralatan rumah tangga, bahkan bawang mewah seperti gelang
emas dan perhiasan dijual di sana.
Kelana melihat ke
sekitarnya dan mencari teratai emas. Beberapa saat ia berkeliling, namun tidak
menemukannya juga. Ia kemudian menjadi bingung mengenai ujian apakah yang akan
dihadapinya sekarang. Kemudian terdengar suara dari langit,
“Halo, anak muda ! kamu sudah sampai di
tempat ujian yang kedua. Seperti yang kamu lihat, sekarang kamu berada di
pasar. Di sini semua barang dapat ditemukan. Dan ujianmu yang kedua adalah
untuk menemukan barang paling berharga di tempat ini,” kata suara itu.
“Seperti apakah barang itu ? bagaimana
aku membelinya ? aku tidak memiliki apa-apa !” jawab Kelana.
“Aku akan memberimu sejumlah uang untuk
mendapatkannya. Gunakan dengan baik.” Suara itu kemudian menghilang.
Kelana menghela napas
panjang-panjang. Ketika ia mengecek di kantong jubahnya, terdapat sejumlah
uang. Namun ternyata uang itu tidak sebanyak yang ia pikirkan.
“Bagaimana bisa uang ini membeli barang
yang paling berharga ?” tanyanya pada Horsi. Horsi hanya bisa menatapnya.
Mereka pun melanjutkan
pencariannya. Beberapa kali mereka berhenti di penjual untuk bertanya mengenai
barang yang paling berharga yang dimilikinya. Para penjual itu kebingungan
mengenai maksud dari pertanyaan Kelana. Tentu masing-masing dari para penjual
memiliki barang yang berharga dari mereka. Barang itu berbeda-beda tergantung
dari apa yang dijual.
Ketika Kelana bertanya
kepada penjual roti, penjual itu menjawab barang paling berharga yang ia miliki
adalah roti gandum berkualitas tinggi. Ketika Kelana bertanya kepada penjual
minuman, ia menjawab bahwa yang paling berharga adalah anggur yang sudah disimpan
lama dan memiliki harga mahal. Ketika Kelana bertanya kepada penjual perhiasan,
ia berkata yang paling berharga adalah batu berlian. Lain pula dengan penjual
kain, ia berpendapat barang yang paling berharga adalah kain sutra yang amat
lembut.
Kelana kemudian melihat
uang yang ada di kantongnya. Seluruh uangnya itu tidak bisa membeli
barang-barang paling berharga yang disebutkan oleh para penjual tadi. Ia
kemudian duduk dan berpikir. Ia memegang dan menghitung uang itu, kalau-kalau
tiba-tiba jumlahnya berlipatganda.
Waah, sedang sakit masih menulis.
ReplyDeleteSemoga lekas sembuh kak. ��
Terima kasih ! harus semangat memenuhi target nulisnya. hahaha. terima kasih sekali lagi yaa udah betah membaca :D
Delete