Friday, May 15, 2020

#15 : Ujian Kedua Kelana

Hai ! Bagaimana kabarmu ? Semoga sehat selalu ya. Tadi aku memakan semangkuk Indomie rebus dengan lima cabai dan perutku perih beberapa jam kemudian. Padahal makan pedas dan asam lambung adalah dua hal yang tidak bersahabat. Beginilah, sering menasehati orang lain namun tidak memerhatikan kesehatan diri sendiri. Baik, sekarang akan aku lanjutkan dongeng yang sudah empat belas hari berlangsung.

Dongeng ini bercerita mengenai seorang prajurit bernama Kelana (#2) yang berhasil menggagalkan rencana Rafas, penyihir jahat, untuk melukai Putri Mahesa, putri Sang Raja (#3). Karenanya, Kelana hendak diangkat menjadi seorang Ksatria Kerajaan.

            Ketika Putri Mahesa menanyakan keluarga Kelana, Kelana berbohong mengenai keadaan keluarganya (#4) dan Putri Mahesa menceritakan kisah mengenai hilangnya Sang Ibu lima tahun yang lalu (#5).      

Saat hari pelantikan tiba, Kelana mengusir adiknya yang datang ke kerajaan (#6) dan secara tiba-tiba, Rafas muncul dan menyihir Putri Mahesa hingga tak sadarkan diri. Ia pun mengaku bahwa ialah yang membunuh Sang Permaisuri, ibu Putri Mahesa (#7). Ketika kerajaan Andala diselimuti kegelapan karena sihir jahatnya, Permaisuri menemuinya dan merebut tongkat Rafas. Namun naas, ia terjatuh dari tebing (#8). Pada saat itu pula, Rafas mengatakan Putri Mahesa bisa kembali sadar dengan syarat kerajaan Andala diserahkan kepadanya.

Atas kejadian ini, para penasihat dan Ksatria istana mengadakan pertemuan dan didapatkan hasil mereka akan berpencar untuk mencari teratai emas yang konon bisa untuk mengalahkan sihir jahat (#9). Kelana pun memulai perjalanannya ke arah tenggara (#10).

Ketika berada di tengah hutan, Kelana menyelamatkan seekor kelinci milik seorang wanita tua. Sebagai balas jasa, ia memberitahukan cara untuk mendapatkan teratai emas dengan menunjukkan lembah terdalam hutan. Sesampainya di sana, Kelana melihat cermin dan tersedot masuk ke dalamnya (#11).

Kelana mengalami perjalanan sihir hingga sampai ke sebuah tempat yang asing baginya, di mana tempat itu terdapat tantangan untuk diselesaikan demi mendapatkan teratai emas. Tantangan pertamanya adalah mengalahkan raksasa (#12).

Pada #13 dan #14 menceritakan kesuksesan Kelana dalam menghadapi ujian pertamanya yaitu raksasa. Setelah mengalahkan raksasa, Kelana kembali mengalami perjalanan ruang dan waktu.

***

Sampailah mereka di tempat yang baru. Kali ini mereka berada di sebuah pasar.  Pasar itu terletak di padang gurun yang amat terik. Selain panas ynang menyengat, pasar itu sangat ramai dengan orang-orang lalu lalang melakukan jual beli. Banyak barang yang ada di sana, seperti makanan, minuman, peralatan rumah tangga, bahkan bawang mewah seperti gelang emas dan perhiasan dijual di sana.

Kelana melihat ke sekitarnya dan mencari teratai emas. Beberapa saat ia berkeliling, namun tidak menemukannya juga. Ia kemudian menjadi bingung mengenai ujian apakah yang akan dihadapinya sekarang. Kemudian terdengar suara dari langit,

“Halo, anak muda ! kamu sudah sampai di tempat ujian yang kedua. Seperti yang kamu lihat, sekarang kamu berada di pasar. Di sini semua barang dapat ditemukan. Dan ujianmu yang kedua adalah untuk menemukan barang paling berharga di tempat ini,” kata suara itu.

“Seperti apakah barang itu ? bagaimana aku membelinya ? aku tidak memiliki apa-apa !” jawab Kelana.

“Aku akan memberimu sejumlah uang untuk mendapatkannya. Gunakan dengan baik.” Suara itu kemudian menghilang.

Kelana menghela napas panjang-panjang. Ketika ia mengecek di kantong jubahnya, terdapat sejumlah uang. Namun ternyata uang itu tidak sebanyak yang ia pikirkan.

“Bagaimana bisa uang ini membeli barang yang paling berharga ?” tanyanya pada Horsi. Horsi hanya bisa menatapnya.

Mereka pun melanjutkan pencariannya. Beberapa kali mereka berhenti di penjual untuk bertanya mengenai barang yang paling berharga yang dimilikinya. Para penjual itu kebingungan mengenai maksud dari pertanyaan Kelana. Tentu masing-masing dari para penjual memiliki barang yang berharga dari mereka. Barang itu berbeda-beda tergantung dari apa yang dijual.

Ketika Kelana bertanya kepada penjual roti, penjual itu menjawab barang paling berharga yang ia miliki adalah roti gandum berkualitas tinggi. Ketika Kelana bertanya kepada penjual minuman, ia menjawab bahwa yang paling berharga adalah anggur yang sudah disimpan lama dan memiliki harga mahal. Ketika Kelana bertanya kepada penjual perhiasan, ia berkata yang paling berharga adalah batu berlian. Lain pula dengan penjual kain, ia berpendapat barang yang paling berharga adalah kain sutra yang amat lembut.

Kelana kemudian melihat uang yang ada di kantongnya. Seluruh uangnya itu tidak bisa membeli barang-barang paling berharga yang disebutkan oleh para penjual tadi. Ia kemudian duduk dan berpikir. Ia memegang dan menghitung uang itu, kalau-kalau tiba-tiba jumlahnya berlipatganda.


2 comments:

  1. Waah, sedang sakit masih menulis.
    Semoga lekas sembuh kak. ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih ! harus semangat memenuhi target nulisnya. hahaha. terima kasih sekali lagi yaa udah betah membaca :D

      Delete

Pilihan untuk Menjadi Ibu yang Bekerja

Menjadi ibu itu capek ! Serius, melelahkan. Sebagai seorang ibu, mau bekerja atau full time di rumah, tetap saja melelahkan. Beberapa waktu...