Thursday, May 14, 2020

#14 : Kelana Mengalahkan Raksasa

Hai ! Hari ke-14 dan masih semangat untuk menulis. Meski kadang ketika membaca ceritaku ini aku sendiri ketawa-ketawa karena membandingkan tulisanku dengan tulisan orang lain sepertinya lebih berfaedah. Tapi ceritaku harus tetap berjalan, kan ? Seperti kata Indra Herlambang dalam salah satu kicauannya,

‘Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau, tapi kita kan bukan sapi jadi ga masalah’

Membuatku merasa lebih tenang. Setiap orang punya porsi masing-masing jadi kadang tidak perlu untuk membandingkan dengan orang lain (dan berpikir, apakah ini hanya excuse atas sebuah kemalasan ? Hahaha..) Lanjut saja dongengnya ya..

Dongeng ini bercerita mengenai seorang prajurit bernama Kelana (#2) yang berhasil menggagalkan rencana Rafas, penyihir jahat, untuk melukai Putri Mahesa, putri Sang Raja (#3). Karenanya, Kelana hendak diangkat menjadi seorang Ksatria Kerajaan.

            Ketika Putri Mahesa menanyakan keluarga Kelana, Kelana berbohong mengenai keadaan keluarganya (#4) dan Putri Mahesa menceritakan kisah mengenai hilangnya Sang Ibu lima tahun yang lalu (#5).      

Saat hari pelantikan tiba, Kelana mengusir adiknya yang datang ke kerajaan (#6) dan secara tiba-tiba, Rafas muncul dan menyihir Putri Mahesa hingga tak sadarkan diri. Ia pun mengaku bahwa ialah yang membunuh Sang Permaisuri, ibu Putri Mahesa (#7). Ketika kerajaan Andala diselimuti kegelapan karena sihir jahatnya, Permaisuri menemuinya dan merebut tongkat Rafas. Namun naas, ia terjatuh dari tebing (#8). Pada saat itu pula, Rafas mengatakan Putri Mahesa bisa kembali sadar dengan syarat kerajaan Andala diserahkan kepadanya.

Atas kejadian ini, para penasihat dan Ksatria istana mengadakan pertemuan dan didapatkan hasil mereka akan berpencar untuk mencari teratai emas yang konon bisa untuk mengalahkan sihir jahat (#9). Kelana pun memulai perjalanannya ke arah tenggara (#10).

Ketika berada di tengah hutan, Kelana menyelamatkan seekor kelinci milik seorang wanita tua. Sebagai balas jasa, ia memberitahukan cara untuk mendapatkan teratai emas dengan menunjukkan lembah terdalam hutan. Sesampainya di sana, Kelana melihat cermin dan tersedot masuk ke dalamnya (#11).

Kelana mengalami perjalanan sihir hingga sampai ke sebuah tempat yang asing baginya, di mana tempat itu terdapat tantangan untuk diselesaikan demi mendapatkan teratai emas. Tantangan pertamanya adalah mengalahkan raksasa (#12).

Pada #13 menceritakan perjuangan Kelana untuk mengalahkan raksasa.

 

***

 

Ia kemudian menggerakkan tangannya berusaha menggapai Kelana. Kelana berhasil menghindar dengan lincah. Ia kemudian berdiri dan berusaha menginjak Kelana namun lagi-lagi Kelana bisa menghindar.

“Dasar kau manusia kecil ! berani-beraninya kau membangun tidur nyenyakku !” katanya.

“Tangkap aku jika kau bisa ! hahaha..” Kelana menggoda.

Raksasa itu murka dan berlari mengejarnya. Karena badannya yang besar, sang raksasa tidak bisa berlari dengan mudah. Lain halnya raksasa, Kelana dapat berlari dengan cepat dan lincah karena ia badannya lebih kecil dan terutama karena ia telah berlatih sebelumnya. Raksasa itu tampak kewalahan mengikuti gerakan Kelana. Namun Kelana dengan semangat terus mengarahkannya ke jebakan yang telah dibuat sebelumnya.

Tak berapa lama, tiba-tiba sang raksasa tampak kehilangan keseimbangan. Rupanya Horsi yang sedari tadi berjalan-jalan di liang telinga sang raksasa membuatnya merasa geli. Raksasa itu tidak nyaman dan terus menggoyang-goyangkan kepalanya untuk mengeluarkan Horsi sambil terus berlari mengejar Kelana.

Akhirnya sampailah mereka ke tempat yang telah dirancang oleh Kelana. Memasuki tempat yang dituju, Kelana melihat di depannya sudah ada ikatan tali tersebut. Kelana menunduk dengan hati-hati melewati tali yang dibuat sebelumnya dan ia melihat raksasa masih menggerakkan kepalanya.

“Ayo ke sini !” kata Kelana.

Raksasa itu berlari menuju ke arah Kelana sambil memukul-mukul telinganya yang gatal itu. Ia tidak menyadari bahwa di depannya sudah terdapat bentangan tali. Ketika kakinya mengenai tali tersebut, ia kehilangan keseimbangan dan akhirnya terjatuh. Kepalanya juga ikut terperangkap dalam lubang yang dibuat Kelana sebelumnya, serta badannya menyeruduk pohon-pohon yang ada. Hal itu membuatnya sulit untuk terbangun. Segera Kelana mengambil kesempatan itu. Ia naik ke atas pohon di dekat sang raksasa terjatuh. Kemudian ia mengeluarkan pedang miliknya. Setelah menarik napas dalam, ia melompat ke bagian belakang raksasa sambil menusuknya dengan pedang tersebut. Pedang tersebut tertancap di punggung raksasa dan tak lama darah menetes dari sana. Horsi yang berada di dalam telinga keluar dan kembali ke bahu Kelana.

Setelah itu terdengar suara dari langit. Suara itu menggelegar dan berkata,

“Selamat, anak muda. Kamu telah berhasil melewati tantangan yang pertama ! aku cukup kagum dengamnu, namun jangan cepat puas, karena masih ada dua tantangan lagi menantimu !” katanya.

“Apakah tantangan berikutnya ?” tanyanya.

“Nanti juga kau akan tahu. Bila kamu memiliki tekad yang kuat, pasti bisa melewati semuanya !” lanjutnya, “sekarang bersiaplah !”

Tiba-tiba suara itu menghilang dan Kelana serta Horsi kembali mengalami perjalanan waktu dan tempat. Keadaan menjadi gelap, yang tadinya di sana adalah hutan dengan padang rumput yang luas, sekarang menjadi gulita. Kelana kemudian memejamkan matanya. Tubuhnya lagi-lagi seperti diputar. Horsi memegang baju Kelana dengan erat.

 


No comments:

Post a Comment

Pilihan untuk Menjadi Ibu yang Bekerja

Menjadi ibu itu capek ! Serius, melelahkan. Sebagai seorang ibu, mau bekerja atau full time di rumah, tetap saja melelahkan. Beberapa waktu...