Tuesday, May 5, 2020

#5 : Menghilangnya Sang Permaisuri


Hai ! Masih dalam suasana duka atas kepergian The Godfather of Broken Heart, Lord Didi Kempot, ke rumah Bapa di surga. Semoga beliau diterima di sisiNya dan keluarga serta kerabat serta siapapun yang merasa kehilangan diberi kekuatan dan ketabahan. Ingat pesan beliau di twitter tahun 2019 :
Sing uwis ya uwis. Lara ati oleh, ning tetap kerja lho ya, Sebab urip ora iso diragati nganggo tangismu
:’)
Dalam tema kehilangan, saat ini kita akan lanjutkan dongeng “Petualangan Kelana”. Hari ini akan menceritakan  hilangnya Sang Permaisuri - istri Raja, ibu Putri Mahesa- beberapa tahun yang lalu. Untuk cerita sebelumnya :
#1 : ini prolog #31HariMenulis
#2 : perkenalan tokoh utama, Kelana yang awalnya adalah seorang prajurit kerajaan Andala.
#3 : bertemunya dengan sang antagonis, Rafas yang berusaha melukai Putri Mahesa namun berhasil digagalkan oleh Kelana. Karenanya, ia akan diangkat menjadi Ksatria
#4 : Kelana yang berbohong kepada Putri Mahesa mengenai masa lalunya, ia bercerita keluarganya berasal dari kalangan bangsawan.
Selamat membaca !
***

Perbincangan mereka berlanjut mengenai masa lalu Putri Mahesa yang kehilangan ibunya.
Sekitar 5 tahun yang lalu, kala itu Putri Mahesa berumur 20 tahun, terjadi sebuah kejadian yang aneh. Selama beberapa minggu terakhir pada masa itu, Kearajaan Andala seperti diselimuti oleh kekuatan jahat yang membuat langit menjadi hitam gelap, setiap hari bagaikan malam; tanpa adanya sinar matahari, bulan, atau bintang sedikitpun
Ombak di laut tiba-tiba naik, warga pesisir sangat khawatir bila terjadi bencana tsunami. Ditambah hujan turun dengan deras disertai petir menyambar keras, angin menderu kencang. Segala aktivitas terhenti. Seluruh warga sangat ketakutan akan adanya fenomena alam itu. Tidak ada yang berani untuk keluar rumah.
Ketika itu hari masih sore, cahaya kilat menyambar membuat penerangan dalam istana mati. Putri Mahesa yang ketakutan keluar dari kamarnya untuk mengecek keadaan. Saat sedang berjalan, ia melihat ibunya terburu-buru berjalan menyusuri koridor.
“Ibu mau ke mana ?” tanya Mahesa.
Sang permaisuri menghentikan langkahnya dan segera memeluk Mahesa.
“Tidurlah lagi anakku,” Permaisuri menjawab.
Ditemani oleh Sang Ibu. Putri Mahesa diminta berbaring di tempat tidur dan ketika Mahesa mulai terlelap, ia mengendap-endap keluar dari kamar. Saat hendak membuka pintu, Mahesa berkata,
“Jangan pergi bu..”
Ia menoleh sebentar, sambil tersenyum melenggang keluar kamar. Sejak saat itulah Sang Permaisuri menghilang dan tidak pernah kembali. hingga saat ini.
Hal yang mengejutkan terjadi setelah kepergiannya. Mendadak seluruh keadaan alam di Kerajaan Andala menjadi tenang. Tidak ada lagi langit gelap mencekam,  ombak yang meninggi, angin kencang, maupun petir. Bahkan panen rakyat lebih banyak dan lebih bagus dari sebelumnya. Semua orang, termasuk raja dan putrinya, percaya bahwa Sang Permaisuri mengorbankan diri untuk keselamatan kerajaan. Meskipun demikian, Putri Mahesa selalu merasa ibunya selalu ada di dekatnya.
Setelah menceritakan hal itu, Putri Mahesa menitikkan air mata,katanya
“aku tidak memiliki kekuatan untuk mengahalau ibuku pergi saat itu. Badanku seperti menempel pada tempat tidur, ada kekuatan untuk menahanku dan membuat aku terlelap. Sungguh, bila kutahu itu adalah hari terakhir aku bertemu ibuku, aku pasti akan.. “ ia tak kuasa meneruskan kalimatnya, “aku pamit dulu..” Putri Mahesa kemudian langsung keluar kamar dan Kelana hanya bisa duduk terdiam.
Satu sisi ia merasa prihatin dengan masa lalu Putri Mahesa, namun sisi lain ia merasa bersalah sudah berbohong kepadan. Ia tidak ingin dipandang rendah dan merasa malu terhadap kondisi yang sebenarnya. Kelana hanya berdiam diri di kamar sepanjang hari.

2 comments:

  1. I feel lost too.. can't believe he's gone, o Lord Didi...

    ReplyDelete
  2. tetap semangat Sobat Ambyar ! Meski sudah berpulang, namun karya beliau tetap terkenang ...

    ReplyDelete

Pilihan untuk Menjadi Ibu yang Bekerja

Menjadi ibu itu capek ! Serius, melelahkan. Sebagai seorang ibu, mau bekerja atau full time di rumah, tetap saja melelahkan. Beberapa waktu...