Hai ! Sekarang saatnya aku mulai
berkisah. Judul Utamanya "Petualangan Kelana", bercerita tentang
petualangan seorang Ksatria bernama Kelana untuk menyelamatkan Sang Putri. Dalam setiap harinya, akan ada subjudul seperti yang tertera di atas. Bagi yang ingin mengetahui tulisanku kemarin, bisa dibaca di sini. Hanya sebagai prolog mengenai program #31HariMenulis yang kuikuti sekarang. Oke, selamat membaca ! :D
***
Pada jaman dahulu,
tinggallah seorang pemuda bernama Kelana. Ia tinggal di desa terpencil bersama
ibu dan adiknya. Ayahnya sudah lama meninggal karena sakit sehingga ibunya yang
adalah pedagang buah harus bekerja keras untuknya dan adiknya.
Beranjak dewasa, Kelana
mendaftarkan diri untuk mengikuti pelatihan militer yang diadakan kerajaan. Ia mengikutinya
dengan semangat membara. Ia bertekad untuk bisa menjaga dan menghidupi
keluarganya. Semangat itu kemudian membuahkan hasil dengan diangkatnya Kelana
menjadi prajurit kerajaan.
Meski tinggal di dalam
kerajaan, Kelana tidak pernah lupa untuk mengirim kabar serta sejumlah uang
untuk ibu dan adiknya setiap bulan. Seiring berjalannya waktu, hal itu tidak
pernah ia lakukan lagi secara rutin karena kesibukannya bekerja. Ia hanya
berkabar dan mengirimkan uang beberapa bulan sekali.
Sebagai seorang
prajurit, sebetulnya ia diperbolehkan untuk pulang ke rumah setiap enam bulan
sekali. Namun, sejak beberapa tahun belakang peraturan itu dihapuskan karena hilangnya
sang Permaisuri secara misterius dari kerajaan. Ada yang mengatakan ia diculik dan
dibunuh oleh penyihir jahat, ada pula yang mengatakan ia adalah jelmaan peri
dan kembali ke kahyangan. Namun apapun itu, sampai sekarang tidak ditemukan
jasad atau sehelai rambut darinya. Sang Raja yang sudah menyerahpun menganggap
Permaisurinya sudah meninggal.
Pada suatu hari, Kelana
sedang memandikan kudanya, Horsi, di kandang. Kelana selalu melakukannya setiap
pagi. Karena kerajaan akan mengadakan kunjungan ke tempat lain di hari itu,
Kelana memandikan Horsi jauh lebih awal. Ketika sedang berada di kandang,
Kelana melihat dari kejauhan ada pria tak dikenal yang berjalan di koridor, ke arah
kamar Putri Mahesa, putri satu-satunya sang Raja.
Kelana yang curiga segera
mengambil pedang serta perisai miliknya. Ia meninggalkan Horsi dan berlari
menuju kamar Putri Mahesa. Memasuki koridor, ia melihat jejak kaki yang ada di
lantai. Ia merasa heran karena terdapat
tanah pada jejak tersebut. Ia lalu mengamatinya dan tetap merasa ada yang
janggal. Tanah itu berwarna merah dan tercium bau yang wangi. Kelana yakin
bahwa tanah itu bukan dari sekitar kerajaan.
Kelana menyusuri jejak
dan berjalan mengendap-endap di belakang
sosok tak dikenal itu. Ia mengikuti dengan hati-hati untuk mengetahui apa yang akan
dilakukan olehnya. Ketika tamu tak diundang itu membuka pintu kamar Putri
Mahesa, Kelana ikut menyelinap dan bersembunyi di balik pintu.
Tiba-tiba, pria itu mengeluarkan
pisau kecil dari saku celana. Ia berjalan ke samping tempat tidur Putri Mahesa.
Di sana berbaring sang Putri yang tidur dengan lelap.
No comments:
Post a Comment