Saturday, May 2, 2020

#2 : Prajurit Bernama Kelana

Hai ! Sekarang saatnya aku mulai berkisah. Judul Utamanya "Petualangan Kelana", bercerita tentang petualangan seorang Ksatria bernama Kelana untuk menyelamatkan Sang Putri. Dalam setiap harinya, akan ada subjudul seperti yang tertera di atas. Bagi yang ingin mengetahui tulisanku kemarin, bisa dibaca di sini. Hanya sebagai prolog mengenai program #31HariMenulis yang kuikuti sekarang. Oke, selamat membaca ! :D 


***

Pada jaman dahulu, tinggallah seorang pemuda bernama Kelana. Ia tinggal di desa terpencil bersama ibu dan adiknya. Ayahnya sudah lama meninggal karena sakit sehingga ibunya yang adalah pedagang buah harus bekerja keras untuknya dan adiknya.
Beranjak dewasa, Kelana mendaftarkan diri untuk mengikuti pelatihan militer yang diadakan kerajaan. Ia mengikutinya dengan semangat membara. Ia bertekad untuk bisa menjaga dan menghidupi keluarganya. Semangat itu kemudian membuahkan hasil dengan diangkatnya Kelana menjadi prajurit kerajaan.
Meski tinggal di dalam kerajaan, Kelana tidak pernah lupa untuk mengirim kabar serta sejumlah uang untuk ibu dan adiknya setiap bulan. Seiring berjalannya waktu, hal itu tidak pernah ia lakukan lagi secara rutin karena kesibukannya bekerja. Ia hanya berkabar dan mengirimkan uang beberapa bulan sekali.
Sebagai seorang prajurit, sebetulnya ia diperbolehkan untuk pulang ke rumah setiap enam bulan sekali. Namun, sejak beberapa tahun belakang peraturan itu dihapuskan karena hilangnya sang Permaisuri secara misterius dari kerajaan. Ada yang mengatakan ia diculik dan dibunuh oleh penyihir jahat, ada pula yang mengatakan ia adalah jelmaan peri dan kembali ke kahyangan. Namun apapun itu, sampai sekarang tidak ditemukan jasad atau sehelai rambut darinya. Sang Raja yang sudah menyerahpun menganggap Permaisurinya sudah meninggal.
Pada suatu hari, Kelana sedang memandikan kudanya, Horsi, di kandang. Kelana selalu melakukannya setiap pagi. Karena kerajaan akan mengadakan kunjungan ke tempat lain di hari itu, Kelana memandikan Horsi jauh lebih awal. Ketika sedang berada di kandang, Kelana melihat dari kejauhan ada pria tak dikenal yang berjalan di koridor, ke arah kamar Putri Mahesa, putri satu-satunya sang Raja.
Kelana yang curiga segera mengambil pedang serta perisai miliknya. Ia meninggalkan Horsi dan berlari menuju kamar Putri Mahesa. Memasuki koridor, ia melihat jejak kaki yang ada di lantai. Ia merasa heran  karena terdapat tanah pada jejak tersebut. Ia lalu mengamatinya dan tetap merasa ada yang janggal. Tanah itu berwarna merah dan tercium bau yang wangi. Kelana yakin bahwa tanah itu bukan dari sekitar kerajaan.
Kelana menyusuri jejak dan berjalan  mengendap-endap di belakang sosok tak dikenal itu. Ia mengikuti dengan hati-hati untuk mengetahui apa yang akan dilakukan olehnya. Ketika tamu tak diundang itu membuka pintu kamar Putri Mahesa, Kelana ikut menyelinap dan bersembunyi di balik pintu.
Tiba-tiba, pria itu mengeluarkan pisau kecil dari saku celana. Ia berjalan ke samping tempat tidur Putri Mahesa. Di sana berbaring sang Putri yang tidur dengan lelap.

No comments:

Post a Comment

Pilihan untuk Menjadi Ibu yang Bekerja

Menjadi ibu itu capek ! Serius, melelahkan. Sebagai seorang ibu, mau bekerja atau full time di rumah, tetap saja melelahkan. Beberapa waktu...