Hai ! Detik-detik
terakhir menjelang selesainya program #31HariMenulis. Detik-detik terakhir pula
kita meninggalkan normal yang lama dan menuju New Normal, yang katanya akan dimulai tanggal 1 Juni 2020 besok. Kira-kira akan se’baru’apa ya normal
yang dimaksud ? apakah kita sudah siap ? Entahlah. Akupun pusing bila
memikirkan hal tersebut. Kita lanjut dongeng kemarin sajalah..
Dongeng ini berjudul “Petualangan Kelana”, bercerita mengenai seorang prajurit bernama Kelana (#2) yang berhasil menggagalkan rencana Rafas, penyihir jahat, untuk melukai Putri Mahesa, putri Sang Raja (#3). Karenanya, Kelana hendak diangkat menjadi seorang Ksatria Kerajaan.
Ketika Putri Mahesa menanyakan keluarga Kelana, Kelana berbohong mengenai keadaan keluarganya (#4) dan Putri Mahesa menceritakan kisah mengenai hilangnya Sang Ibu lima tahun yang lalu (#5).
Saat hari pelantikan tiba, Kelana mengusir adiknya yang datang ke kerajaan (#6) dan secara tiba-tiba, Rafas muncul dan menyihir Putri Mahesa hingga tak sadarkan diri. Ia pun mengaku bahwa ialah yang membunuh Sang Permaisuri, ibu Putri Mahesa (#7). Ketika kerajaan Andala diselimuti kegelapan karena sihir jahatnya, Permaisuri menemuinya dan merebut tongkat Rafas. Namun naas, ia terjatuh dari tebing (#8). Pada saat itu pula, Rafas mengatakan Putri Mahesa bisa kembali sadar dengan syarat kerajaan Andala diserahkan kepadanya.
Atas kejadian ini, para penasihat dan Ksatria istana mengadakan pertemuan dan didapatkan hasil mereka akan berpencar untuk mencari teratai emas yang konon bisa untuk mengalahkan sihir jahat (#9). Kelana pun memulai perjalanannya ke arah tenggara (#10).
Ketika berada di tengah hutan, Kelana menyelamatkan seekor kelinci milik seorang wanita tua. Sebagai balas jasa, ia memberitahukan cara untuk mendapatkan teratai emas dengan menunjukkan lembah terdalam hutan. Sesampainya di sana, Kelana melihat cermin dan tersedot masuk ke dalamnya (#11).
Kelana mengalami perjalanan sihir hingga sampai ke sebuah tempat yang asing baginya, di mana tempat itu terdapat tantangan untuk diselesaikan demi mendapatkan teratai emas. Tantangan pertamanya adalah mengalahkan raksasa (#12). Pada perjalanannya tersebut, Horsi, kuda kesayangannya, berubah dari kuda menjadi seekor tikus.
Pada #13 Kelana masih mencari cara untuk bisa mengalahkan raksasa dan #14 menceritakan kesuksesan Kelana dalam menghadapi ujian pertamanya itu dengan menggnakan taktik yang cerdik. Setelah mengalahkan raksasa, Kelana kembali mengalami perjalanan ruang dan waktu.
Kelana sampai pada sebuah keramaian pasar untuk ujiannya yang kedua. Kali ini ia diminta untuk menemukan barang yang paling berharga di sana (#15). Kelana masih belum menemukannya, sesekali ia melihat uang yang ada di dompetnya manakala ada keajaiban yang menggandakan uang tersebut. Lama ia mencari, namun belum juga ketemu. Lalu tiba-tiba, teman seperjalanannya, Horsi, mulai menunjukkan tanda-tanda tidak sadarkan diri (#16).
Setelah Horsi melewati masa kritisnya, Kelana menemukan barang yang paling berharga (#17) dan ia melewati perjalanan lagi untuk menghadapi ujian yang ketiga.
Di sini ia mendarat pada sebuah pemukiman padat dan bertemu dengan seorang pencuri secara tidak disengaja. Bila berhasil melewati ujian yang terakhir ini, Kelana akan mendapatkan teratai emas (#18). Di pemukiman tersebut, Kelana bertemu dengan seorang pencuri yang ternyata adalah adiknya sendiri, Maharani (#19).
Setelah bertemu dengan adik dan juga ibunya, Kelana merasa menyesal telah berbuat jahat kepada mereka dan ia meminta maaf atas perlakuannya. Mereka pun memaafkan Kelana (#20). Mereka bertiga berbincang dan akhirnya diketahuilah bahwa teratai emas itu disimpan oleh ibu Kelana setelah satu hari yang lalu seorang wanita menitipkannya kepadanya (#21).
Kelana membawa teratai emas itu dan langsung melaju ke kerajaan. Di sana ia menuju ke kamar Putri Mahesa dan menemukannya dikelilingi oleh raja, dayang, dan para ksatria. Mereka menyambut Kelana dengan gembira karena melihat teratai emas di tangannya. Ketika teratai emas akan dipakaikan pada kepala Putri, tiba-tiba Rafas datang dan merebut kotak teratai itu (#22).
Putri Mahesa pun sudah
kembali sadar dan ia merasa sangat senang telah diselamatkan oleh Kelana. Merekapun
berencana untuk segera menikah dan sebelumnya, Kelana mengaku kepada Putri
Mahesa mengenai keadaan keluarganya (#25).
***
Hari itu seluruh istana
bergembira, rakyat pun bersenang-senang menyambut kembalinya Putri Mahesa dan diumumkannya calon penerus kerajaan, yaitu Kelana sebagai tunangannya. Setelah melewati perjalanan panjang,
akhirnya saat yang dinanti pun tiba.
Perayaan penganngkatan
yang sempat tertunda itupun kembali dilaksanakan. Kali ini pesta dibuat lebih
meriah daripada sebelumnya karena ada dua perayaan yang akan dilakukan, yaitu
pengangkatan sumpah ksatria dan setelahnya adalah pernikahan Kelana dan Putri
Mahesa. Kehebatan Kelana yang mampu mengalahkan Rafas tersiar ke seluruh
penjuru dunia. Banyak tamu datang dari luar istana untuk ikut merayakan
kebahagiaan Kerajaan Andala.
Ketika itu Kelana
sedang bersiap di kamarnya ketika pintu diketuk. Kelana membuka pintunya dan
seorang ajudan berkata bahwa ada orang yang sangat ingin menemui Kelana. Ajudan
itu berkata bahwa orang ini adalah orang yang amat penting di hidupnya. Kelana
merasa heran siapakah orang tersebut. Tidak mungkin orang itu adalah ibu atau
adiknya karena mereka sudah tinggal bersamanya di istana. Kelana kemudian
mengikuti ajudan itu untuk menemui seseorang yang misterius.
Ajudan menunjuk salah
seorang perempuan ketika mereka sudah berada di luar istana. Kelana hanya
melihat itu dari belakang. Tampak bahwa
ia adalah seorang perempuan yang memiliki kedudukan tinggi. Rambutnya berwna
kecoklatan dengan beberapa rambut putih terselip diantaranya menunjukkan
penuaan, diikat tinggi menyerupai sanggul dengan hiasan bunga yang tampak
anggun. Bajunya berwarna biru gemerlap dengan butiran berlian menghiasinya.
itupun membalikkan badannya. Ia tersenyum
kepada Kelana. Kelana masih tidak mengenali siapa perempuan tua itu. Dari depan
tampak wajahnya yang putih bersih dengan mahkota yang menghiasi kepalanya. Ia
menggendong kelinci mungil. Kelinci itu bertengger di tangan kirinya. Kelana
yakin pastilah ia seorang ratu dari kerajaan lain.
“Terima kasih atas kedatangan anda.
Kudengar anda ingin bertemu denganku, namun aku sama sekali tidak mengetahui
siapa anda,” kata Kelana. Dahinya berkerut menunjukkan tanda keheranan.
“Jadi kau melupakanku, anak muda ?
Tidakkah kau ingin kudamu berubah lagi menjadi seekor tikus ? Hihihi.”
Perempuan itu tertawa.
Kelana terkejut mendengar suara itu. Ternyata itu adalah sang wanita yang ia temui di
hutan, sekaligus pemilik sura yang memberinya segala petunjuk untuk mendapatkan
teratai emas.
Wah, masih ada kejutan lainnya.
ReplyDeleteOh iya, belum terjawab siapakah wanita tua itu & kenapa mau membantu ��
Oh iya, minal aidin walfaidzin ya Maria
minal aidin walfaidzin juga. meski mungkin kita tidak saling mengenal, hehehe... terima kasih sudah membaca ya.. siapa perempuannya, bisa dilihat di #27 :D
Delete